Misteri Stonehenge, Keajaiban Megalitikum yang Menantang Logika Manusia

Misteri Stonehenge, Keajaiban Megalitikum yang Menantang Logika Manusia

Stonehenge menyimpan misteri peradaban kuno dengan susunan batu raksasa yang menantang logika modern-Foto Freepik.com-

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Di tengah hamparan padang rumput luas di Salisbury Plain, Inggris, berdiri sebuah bangunan batu raksasa yang telah menantang logika manusia selama ribuan tahun. 

Stonehenge bukan hanya peninggalan masa lalu, melainkan saksi bisu kecanggihan peradaban kuno yang hidup jauh sebelum teknologi modern dikenal. 

Hingga hari ini, situs megalitikum ini masih menyimpan banyak rahasia yang belum sepenuhnya terungkap.

BACA JUGA:Biohazard, Bahaya Biologis yang Mengintai Kesehatan dan Lingkungan Sekitar

Jejak Peradaban Kuno di Dataran Inggris

Stonehenge diperkirakan mulai dibangun sekitar 3000 tahun sebelum Masehi dan mengalami beberapa tahap pembangunan selama lebih dari seribu tahun. 

Artinya, monumen ini bukan hasil kerja singkat, melainkan proyek besar yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Struktur utama Stonehenge tersusun dari batu-batu besar yang berdiri melingkar. Batu paling besar, dikenal sebagai batu sarsen, memiliki tinggi hingga empat meter dan berat mencapai puluhan ton. 

Di bagian dalamnya terdapat batu-batu yang lebih kecil yang disebut bluestone. Kombinasi ukuran, susunan, dan jarak antar batu menunjukkan bahwa pembangunan Stonehenge dilakukan dengan perencanaan yang matang.

BACA JUGA:Kapolres Pesisir Barat Resmikan Pos Polisi Marga Belimbing di Way Haru

Teka-Teki Pemindahan Batu

Salah satu pertanyaan terbesar yang muncul adalah bagaimana manusia prasejarah mampu memindahkan batu-batu raksasa tersebut. Beberapa batu diketahui berasal dari wilayah yang sangat jauh, bahkan ratusan kilometer dari lokasi Stonehenge.  

Tanpa roda, tanpa mesin, dan tanpa alat logam, masyarakat kala itu diduga memanfaatkan kekuatan alam dan kerja kolektif. Batu kemungkinan digeser menggunakan kayu gelondongan, tali dari serat tumbuhan, serta tenaga manusia dalam jumlah besar. 

Ada pula dugaan bahwa jalur sungai dan laut digunakan untuk mempermudah pengangkutan. Meski banyak teori dikemukakan, cara pastinya masih menjadi misteri.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: