Jejak Zaman: Sains di Balik Kehebatan Candi Borobudur
Borobudur bukan sekadar situs wisata atau peninggalan sejarah--
MEDIALAMPUNG.CO.ID - Di jantung Pulau Jawa berdiri megah sebuah mahakarya dunia — Candi Borobudur. Dikenal sebagai candi Buddha terbesar di dunia, Borobudur bukan hanya simbol keagamaan, tetapi juga bukti kemajuan sains dan teknologi arsitektur Nusantara kuno.
Lebih dari seribu tahun setelah dibangun, candi ini masih menjadi misteri yang menakjubkan bagi para ilmuwan dan arkeolog.
Candi Borobudur dibangun sekitar abad ke-8 pada masa Dinasti Syailendra, tepatnya antara tahun 780 hingga 830 Masehi.
Terletak di Magelang, Jawa Tengah, candi ini terdiri atas 2 juta balok batu andesit yang disusun tanpa semen perekat, namun tetap kokoh selama berabad-abad.
BACA JUGA:Menguak Misteri Machu Picchu: Keajaiban Tersembunyi di Atas Awan
Arsitek legendaris Gunadharma dipercaya sebagai otak di balik rancangan candi ini, yang memiliki struktur kompleks berbentuk mandala — simbol kosmos dalam ajaran Buddha. Dari atas, bentuknya menyerupai lotus mekar, lambang kesucian spiritual.
Yang membuat Borobudur istimewa bukan hanya ukurannya, melainkan presisi ilmiah di balik pembangunannya.
Setiap batu disusun dengan teknik penguncian alami — semacam sistem pasak — sehingga mampu menahan guncangan gempa dan erosi.
Para peneliti menemukan bahwa bentuk candi dirancang menyesuaikan kontur alam Bukit Menoreh, bukan meratakannya.
BACA JUGA:Teknologi Ramah Bumi: Inovasi Hijau Demi Masa Depan Berkelanjutan
Artinya, nenek moyang bangsa Indonesia sudah memahami rekayasa geoteknik dan keseimbangan struktur jauh sebelum ilmu teknik modern berkembang.
Sistem drainase Borobudur pun luar biasa canggih. Di antara batu-batu candi terdapat saluran air tersembunyi yang mampu menyalurkan air hujan agar tidak merusak struktur. Hasilnya, bangunan ini tetap berdiri tegak meski telah melewati ribuan musim hujan tropis.
Dibalik keindahannya, Borobudur menyimpan perhitungan matematis yang akurat. Setiap tingkat dan stupa tersusun mengikuti rasio geometri suci (sacred geometry).
Candi ini terdiri dari tiga tingkatan utama — Kamadhatu (alam hawa nafsu), Rupadhatu (alam rupa), dan Arupadhatu (alam tanpa bentuk) — yang merepresentasikan perjalanan spiritual manusia menuju pencerahan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





