Situs Trowulan: Menelusuri Jejak Kejayaan Majapahit
Trowulan, saksi bisu kejayaan Majapahit yang kini menjadi destinasi sejarah populer di Mojokerto-Foto Instagram@jatimpemprov-
BACA JUGA:Tari Topeng Malang: Warisan Seni Majapahit yang Tetap Hidup hingga Kini
Candi Bajang Ratu: Gerbang Megah Penuh Makna
Selain Kolam Segaran, Candi Bajang Ratu juga menjadi ikon penting di Trowulan. Candi ini berbentuk gapura besar dengan gaya arsitektur khas Majapahit yang indah dan megah. Menurut para sejarawan, bangunan ini dibuat sebagai bentuk penghormatan atas wafatnya Raja Jayanegara pada tahun 1328 Masehi.
Dalam ajaran Hindu-Buddha, raja yang telah meninggal dianggap telah mencapai moksa, sehingga didirikan bangunan suci untuk mengenangnya. Keanggunan Candi Bajang Ratu menggambarkan kemampuan arsitektur tinggi masyarakat Majapahit pada masanya.
Menurut penjaga situs setempat, bangunan ini telah mengalami beberapa kali pemugaran, pertama kali pada tahun 1915 dan kemudian tahun 1985. Kini, pengelolaannya berada di bawah Badan Pelestarian Kebudayaan (BPK) Trowulan. Setiap akhir pekan, candi ini ramai dikunjungi wisatawan, pelajar, serta masyarakat sekitar yang ingin mempelajari sejarah secara langsung.
Pada akhir tahun 2023, para arkeolog menemukan sisa tembok bata di sekitar Candi Bajang Ratu yang diduga bagian dari gerbang kuno. Temuan itu kini dilindungi dengan atap khusus agar keasliannya tetap terjaga.
BACA JUGA:Sejarah Hubungan Madura dan Majapahit: Jejak di Petilasan Rato Ebhu, Sampang
Lintas Budaya di Trowulan
Kehidupan masyarakat Trowulan saat ini menunjukkan bagaimana warisan budaya Majapahit masih hidup di tengah modernitas. Salah satu contohnya adalah Masjid Darul Muttaqin di Desa Jatipasar. Masjid ini memiliki arsitektur yang terinspirasi dari gaya bangunan Majapahit, lengkap dengan ornamen bata merah dan aksara Jawa kuno di bagian depannya. Keberadaan masjid tersebut menunjukkan perpaduan harmonis antara budaya Majapahit dan pengaruh Islam yang datang setelahnya.
Selain itu, di Desa Bejijong terdapat kawasan Kampung Majapahit, sebuah desa wisata yang dibangun sejak tahun 2015. Di sini, setiap rumah memiliki sentuhan arsitektur khas Majapahit, seperti dinding bata merah dan bentuk atap tradisional. Warga memanfaatkan bangunan itu sebagai toko, gudang, hingga mushola pribadi. Uniknya, pembangunan kampung ini dilakukan secara mandiri tanpa pungutan biaya, sebagai bentuk kecintaan warga terhadap sejarah dan budaya leluhur.
BACA JUGA:Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit dan Para Rajanya
Misteri dan Pelestarian
Meskipun banyak peninggalan Majapahit telah ditemukan di Trowulan, lokasi pasti istana utama kerajaan itu masih menjadi misteri hingga kini. Banyak ahli arkeologi terus melakukan penelitian, sementara masyarakat setempat menyimpan cerita tentang kabut yang sering menyelimuti kawasan Trowulan setiap malam hingga pagi hari, yang dianggap sebagai simbol mistis masa lalu Majapahit.
Terlepas dari mitos tersebut, yang jelas Trowulan adalah bukti nyata bahwa bangsa Indonesia memiliki peradaban besar yang patut dibanggakan. Melestarikan situs-situs Majapahit bukan sekadar menjaga benda bersejarah, tetapi juga menjaga identitas dan jati diri bangsa.
Melalui pendidikan, penelitian, dan pariwisata berbasis budaya, generasi muda diharapkan dapat meneruskan semangat Majapahit — semangat persatuan, kebesaran, dan cinta tanah air. Karena dari tanah Trowulan inilah, cikal bakal kejayaan Nusantara pernah berdiri tegak dan bersinar di panggung dunia.(*)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





