Proyek Pengendali Banjir di Rantau Panjang Jebol, Publik: Konstruksi Lemah Tanpa Kajian Teknis
Drainase di Rantau Panjang rusak, publik desak audit dan evaluasi menyeluruh-Foto Dok-
LAMBAR, MEDIALAMPUNG.CO.ID — Belum genap sepekan setelah difungsikan, bak kontrol air pada sistem drainase yang dibangun Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) di Pemangku Rantau Panjang, Pekon Tanjung Raya, Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat ambles dan hilang terbawa longsor.
Insiden ini terjadi setelah hujan deras mengguyur sebagian besar wilayah Kecamatan setempat sejak Minggu Malam hingga Senin Pagi, (13-14 Juli 2025).
Bak penampung tersebut merupakan bagian dari proyek pengendalian banjir di ruas jalan provinsi Liwa–Batas Sumatera Selatan, tepatnya di Pemangku Rantau Panjang, Pekon Tanjung Raya.
Proyek ini mencakup pembangunan rigid beton sepanjang 300 meter dan sistem drainase tertutup permanen yang dirancang untuk mengalirkan air hujan dari kawasan bukit ke sungai di bawah jalan.
BACA JUGA:Bulog Lampung Target Salurkan 2.947 Ton Beras SPHP Hingga Desember 2025
Namun, warga sekitar mempertanyakan kualitas konstruksi bak penampung yang baru saja selesai dibangun dan langsung mengalami kerusakan. Mereka menduga proyek ini tidak melalui kajian teknis yang cukup mendalam, terutama terkait kondisi geoteknik dan stabilitas tanah.
“Kami sangat menyayangkan. Proyek ini belum sempat dirasakan manfaatnya sudah rusak. Harusnya pihak pelaksana mempertimbangkan kondisi tanah dan beban air yang bisa datang saat hujan. Ini mengindikasikan lemahnya kajian teknis dan pengawasan,” ungkap sejumlah warga yang berbondong-bondong meninjau lokasi tersebut.
Warga menilai bahwa amblesnya struktur bisa disebabkan oleh kurangnya perkuatan tanah di bawah bak. Ia menyebut kemungkinan bahwa pelaksana tidak menyesuaikan konstruksi dengan karakteristik tanah yang labil dan rentan jenuh air.
“Air dengan volume besar di malam hari jelas bisa merusak konstruksi jika saluran tidak ditopang dengan sistem drainase dan struktur tanah yang memadai. Dampaknya seperti ini—baru hujan pertama saja sudah jebol,” katanya.
BACA JUGA:Bongkar Aksi Maling di Lumbok Seminung, Polisi Sita Tumpukan Barang Bukti dari Rumah Pelaku
Kekecewaan warga semakin besar karena proyek ini menggunakan dana dari APBD Provinsi Lampung dan digadang-gadang sebagai solusi permanen untuk banjir musiman yang kerap merendam jalan utama penghubung antar provinsi tersebut.
“Sayang sekali, kalau seperti ini kesannya anggaran ratusan juta bahkan milyaran rupiah hanya menguap sia-sia. Pemerintah harus lebih tegas dalam evaluasi pelaksanaan proyek,” tuntut warga.
Warga berharap ada proses evaluasi dan audit menyeluruh terhadap proyek infrastruktur di kawasan rawan bencana itu, agar kualitas dan keberlanjutan pembangunannya benar-benar terjamin.
Menanggapi kerusakan itu, Kepala UPT Pengelolaan Jalan dan Jembatan (PJJ) Wilayah V Lampung Barat, Aprisol Putra, mengonfirmasi bahwa bak penampung memang rusak akibat tingginya debit air hujan. Ia memastikan bahwa perbaikan dan rekonstruksi ulang akan segera dilakukan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




