Nasi Penggel, Sajian Tradisional Jawa yang Sederhana namun Sarat Makna

Nasi Penggel, Sajian Tradisional Jawa yang Sederhana namun Sarat Makna

Nasi penggel bukan sekadar hidangan pengenyang, melainkan cerminan nilai budaya yang diwariskan secara turun-temurun.-Foto Instagram@kulinerkebumen-

BACA JUGA:Daftar Pinjol Resmi OJK 2025, Informasi Terbaru untuk Menghindari Jeratan Fintech Ilegal

Filosofi di Balik Nasi Penggel

Dalam pandangan budaya Jawa, nasi penggel sarat akan makna kebersamaan dan kesederhanaan. Bentuk nasi yang dipadatkan melambangkan persatuan dan kekompakan, sementara penyajiannya yang apa adanya mencerminkan sikap hidup sederhana serta rasa syukur.

Nasi penggel juga menjadi simbol pemerataan, karena setiap orang memperoleh porsi yang sama tanpa perbedaan.

Hidangan ini mengajarkan bahwa kenikmatan tidak selalu hadir dari sajian mewah. Justru melalui kesederhanaan bahan dan cara penyajian, tercipta rasa akrab yang mampu menghangatkan suasana kebersamaan.

BACA JUGA:Klaim Secepatnya! Saldo Gratis DANA Kaget 11 Desember 2025

Warisan Kuliner yang Tetap Relevan

Hingga saat ini, nasi penggel masih dapat dijumpai di berbagai wilayah Jawa, terutama dalam acara adat dan tradisi masyarakat.

Meski jarang hadir di restoran modern, keberadaannya tetap dijaga sebagai bagian dari identitas kuliner lokal.

Sejumlah keluarga bahkan masih mempertahankan tradisi menyajikan nasi penggel sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan leluhur.

BACA JUGA:Kapolda Lampung Hadiri Program Unggulan Kejati Lampung di Kota Metro

Nasi penggel bukan sekadar makanan pengenyang, melainkan representasi nilai budaya yang diwariskan secara turun-temurun.

Di balik tampilannya yang sederhana, tersimpan pesan tentang kebersamaan, rasa syukur, dan kearifan lokal yang layak dilestarikan sebagai bagian dari kekayaan kuliner Nusantara.(*)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: