Sup Pangsit Jepara: Cita Rasa Lembut dari Kota Ukir

MEDIALAMPUNG.CO.ID — Sup Pangsit Jepara adalah salah satu hidangan berkuah yang banyak digemari di pesisir utara Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Jepara. 

Makanan ini memadukan kuah kaldu yang bening dan ringan dengan pangsit isi daging yang lembut, menciptakan perpaduan rasa gurih yang menenangkan. 

Meski tampak sederhana, sup ini memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dari hidangan sejenis di daerah lain.

BACA JUGA:Bongko Mento: Kudapan Tradisional Jepara yang Kaya Rasa dan Filosofi

Asal Usul dan Perkembangan Sup Pangsit di Jepara

Keberadaan sup pangsit di Jepara tidak lepas dari pengaruh kuliner Tionghoa yang telah lama berakulturasi dengan budaya pesisir Jawa. Banyak pedagang Tionghoa yang menetap di daerah pelabuhan Jepara sejak ratusan tahun lalu. Dari interaksi itulah lahir makanan-makanan yang memadukan gaya masakan Tionghoa dengan cita rasa lokal.

Seiring waktu, masyarakat Jepara mengadaptasi pangsit — yang awalnya populer sebagai bagian dari mie pangsit — menjadi hidangan berkuah tersendiri tanpa mi. 

Penyesuaian bahan, bumbu, dan cara penyajian dilakukan untuk menyesuaikan selera orang Jawa yang lebih menyukai kuah bening, kaldu ringan, dan rasa yang tidak terlalu tajam. 

Kini, Sup Pangsit Jepara menjadi makanan rumahan, menu warung, hingga hidangan yang sering hadir pada acara keluarga karena cocok dinikmati oleh semua usia.

BACA JUGA:Sale Pisang: Kudapan Tradisional dengan Aroma Khas dan Teknik Pengolahan Unik

Ciri Khas Sup Pangsit Jepara

Beberapa karakter yang membuat sup pangsit dari Jepara memiliki identitas tersendiri antara lain:

1. Kuah Bening yang Lembut

Kuahnya dibuat dari rebusan ayam kampung atau tulang ayam yang dimasak perlahan hingga menghasilkan rasa gurih alami. Bumbunya sederhana—biasanya bawang putih, merica, garam, dan sedikit jahe—yang memberikan aroma hangat tanpa membuat kuah terlalu kuat.

Sumber: