Disway Awards

DPRD Minta Kajian Komprehensif EWS, Tekankan Pentingnya Mitigasi Bencana di Kota Bandar Lampung

DPRD Minta Kajian Komprehensif EWS, Tekankan Pentingnya Mitigasi Bencana di Kota Bandar Lampung

Ketua Fraksi Gerindra DPRD kota Kota Bandar Lampung Dewi Mayang Suri Djausal--

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Anggota Komisi IV DPRD Kota Bandar Lampung sekaligus Ketua Fraksi Partai Gerindra, Dewi Mayang Suri Djausal, menegaskan perlunya penguatan sistem mitigasi bencana melalui pembangunan Early Warning System (EWS) di wilayah Kota Bandar Lampung

Hal ini ia sampaikan dalam wawancara khusus yang menyoroti urgensi kesiapsiagaan bencana, mengingat kondisi geografis kota yang memiliki potensi risiko tinggi.

Mayang mengungkapkan bahwa Kota Bandar Lampung memiliki garis pantai sepanjang 27,01 kilometer serta wilayah pemukiman padat yang rentan terhadap berbagai jenis bencana, mulai dari banjir, cuaca ekstrem, hingga potensi gempa yang dipengaruhi aktivitas vulkanik dan tektonik.

“Kita punya garis pantai panjang, 27,01 km. Kita juga rawan bencana banjir dan harus dikaji apakah kita berada di atas lempengan sehingga rentan pada getaran seismik,” ujar Mayang pada Senin, 01 Desember 2025.

BACA JUGA:Insiden Banting Piring Saat Rapat, Hingga Dugaan Proyek Revitalisasi Sekolah Menjadi Fokus Rapat BK DPRD

Dirinya sendiri mendesak agar pemerintah kota melalui BPBD harus bekerja sama dengan akademisi dan lembaga teknis seperti BMKG untuk menyusun kajian komprehensif mengenai titik pemasangan dan kebutuhan perangkat yang diperlukan.

“Perlu ada kajian komprehensif antara Pemerintah Kota melalui BPBD dengan akademisi dan badan terkait seperti BMKG. Kajian ini untuk menentukan di mana seharusnya kita menaruh titik-titik EWS dan bagaimana program perencanaan mitigasi bencana oleh BPBD,” jelasnya.

Kajian tersebut harus mencakup kesiapan SOP, alur penanganan saat bencana, prosedur evakuasi, hingga tata kelola penanganan pascabencana.

Mayang menegaskan bahwa EWS tidak hanya dibutuhkan di sepanjang pesisir, tetapi juga di wilayah sungai, daerah rawan banjir, serta titik-titik tertentu yang dapat mendeteksi curah hujan ekstrim maupun kenaikan debit air.

BACA JUGA:Wali Kota Eva Dwiana Ajak Korpri Jadi Penggerak Birokrasi Modern pada HUT ke-54

Ia mengingatkan bahwa aktivitas Gunung Anak Krakatau masih memberi dampak terhadap wilayah Lampung sehingga sistem peringatan dini menjadi kebutuhan mendesak.

Mayang menilai Kota Bandar Lampung sebagai kota besar dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi memiliki kewajiban lebih besar dalam membangun kesiapsiagaan bencana yang matang.

Wilayah pesisir seperti Panjang dan Teluk Betung termasuk daerah padat penduduk yang membutuhkan perlindungan maksimal.

“Bencana itu tidak bisa diprediksi. Kita harus siap. Apalagi kita kota besar dengan pemukiman padat. Harus ada persiapan mitigasi yang matang,” katanya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait