Keluarga Mahasiswa FEB Unila Meninggal Usai Diksar Resmi Lapor Polisi

Keluarga Mahasiswa FEB Unila Meninggal Usai Diksar Resmi Lapor Polisi

Ibu korban ungkap anaknya luka parah dan alami ancaman setelah kegiatan Diksar Mahepel--

BANDAR LAMPUNG, MEDIALAMPUNG.CO.ID – Keluarga Pratama Wijaya Kusuma (20), mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung (Unila), yang dilaporkan meninggal dunia setelah mengikuti kegiatan Pendidikan Dasar (Diksar) Mahasiswa Ekonomi Pecinta Lingkungan (MAHEPEL), resmi melaporkan dugaan kekerasan ke Polda Lampung.

Pratama meninggal dunia pada 28 April 2025, usai mengikuti kegiatan Diksar MAHEPEL di kawasan Gunung Betung, Kabupaten Pesawaran, Lampung.

Ibu korban, Wirna Wani (40), yang didampingi kuasa hukumnya, melayangkan laporan resmi ke Polda Lampung pada Selasa, 3 Juni 2025.

Laporan tersebut terdaftar dengan nomor: LP/B/384/VI/2025/SPKT/POLDA LAMPUNG.

BACA JUGA:UKM Mahepel Bantah Tudingan Kekerasan dalam Kasus Kematian Mahasiswa FEB Unila

Menurut keterangan Wirna, sepulang dari kegiatan Diksar, Pratama tiba-tiba pingsan di rumah.

Saat diperiksa, tampak luka-luka di bagian tangan dan tubuhnya.

“Anak saya pulang dalam kondisi sangat parah. Tubuhnya penuh luka dan lebam, kuku kakinya copot. Ia juga bilang bahwa dirinya ditendang dan diinjak-injak selama kegiatan,” ungkap Wirna.

Ia menambahkan, Pratama menolak untuk dibawa ke rumah sakit karena mengaku mendapat ancaman pembunuhan dari pihak tertentu.

BACA JUGA:Pemprov Lampung Dorong Sinergi Stakeholder dalam Reforma Agraria Berbasis Desa

Wirna menceritakan bahwa pada bulan Maret 2025, Pratama sempat dirawat di RS Bintang Amin selama enam hari karena mengalami kram tangan, mual, dan pincang.

Dokter spesialis saraf yang memeriksanya menyatakan bahwa terdapat gangguan pada saraf otak.

Kondisinya memburuk pada April 2025, dan Pratama harus menjalani operasi di RSUD Abdul Moeloek setelah diketahui ada gumpalan darah di otak serta cairan otak yang tidak mengalir lancar.

“Dokter menyebutkan ada gumpalan darah yang menyumbat aliran ke otak, hingga menyebabkan kejang-kejang terus-menerus,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait