Gunung Padang, Warisan Megalitikum Penuh Misteri di Cianjur

Jumat 19-12-2025,16:47 WIB
Reporter : Romdani
Editor : Budi Setiawan

MEDIALAMPUNG.CO.ID – Indonesia dikenal sebagai negeri yang kaya akan peninggalan sejarah dan budaya. Salah satu situs purbakala yang paling menarik sekaligus menyimpan banyak misteri adalah Situs Gunung Padang di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. 

Keberadaannya tidak hanya menjadi tujuan wisata sejarah, tetapi juga objek kajian penting bagi arkeolog dan peneliti karena keunikan struktur serta skala bangunannya yang luar biasa.

Meski disebut “gunung”, Gunung Padang sejatinya merupakan sebuah bukit dengan ketinggian sekitar 885 meter di atas permukaan laut. 

Masyarakat setempat juga mengenalnya dengan nama Gunung Terang, yang dikaitkan dengan cerita lisan tentang cahaya dan suara-suara tertentu yang konon kerap muncul pada malam hari. Kisah-kisah ini memperkuat aura mistis yang melekat pada situs megalitikum tersebut.

BACA JUGA:Cara Lolos KUR BRI 2025 hingga Rp200 Juta dengan Bunga Ringan

Lokasi dan Akses Menuju Situs

Situs Gunung Padang terletak di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur. Jaraknya sekitar 45 kilometer dari pusat Kota Cianjur dan dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 1,5 jam perjalanan darat. Sementara itu, jarak dari Jakarta mencapai sekitar 165 kilometer dan dari Bandung sekitar 110 kilometer.

Perjalanan menuju lokasi menawarkan panorama alam pedesaan yang masih asri. Meski demikian, kondisi jalan menuju situs tergolong menantang karena terdapat beberapa ruas yang berbatu dan menanjak. 

Tantangan akses ini justru menjadi pengalaman tersendiri bagi wisatawan sebelum tiba di kawasan bersejarah tersebut.

BACA JUGA:Pantai Klara Lampung, Wisata Kelapa Rapat yang Menawan di Pesisir Teluk Lampung

Punden Berundak Terbesar di Asia Tenggara

Gunung Padang dikenal luas sebagai situs megalitikum terbesar di Asia Tenggara. Ciri utamanya adalah punden berundak, yakni struktur bertingkat yang disusun dari batu-batu besar. Istilah megalitikum sendiri berasal dari kata “mega” yang berarti besar dan “lithos” yang berarti batu, sesuai dengan karakter bangunan yang mendominasi kawasan ini.

Sebagian besar batu yang digunakan merupakan andesit basaltis berwarna abu-abu gelap. Batu-batu tersebut tersusun rapi membentuk lima teras utama dengan ukuran dan fungsi yang berbeda. 

Teras tertinggi diyakini sebagai area paling sakral pada masa lampau. Susunan batu yang presisi menunjukkan bahwa masyarakat pembangunnya telah memiliki pengetahuan teknik dan tata ruang yang maju pada zamannya.

BACA JUGA:Garang Asem: Hidangan Asam Pedas Khas Jawa Tengah yang Kaya Rempah

Kategori :