Tari Tanggai: Sejarah, Makna, Busana, dan Ragam Geraknya

Minggu 30-11-2025,17:05 WIB
Reporter : Romdani
Editor : Budi Setiawan

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Tari Tanggai merupakan salah satu tarian tradisional yang sangat dikenal di Palembang, Sumatera Selatan. 

Walaupun tidak setenar Tari Gending Sriwijaya di tingkat provinsi, Tari Tanggai tetap menjadi kebanggaan masyarakat Palembang karena perannya yang penting dalam penyambutan tamu. 

Tarian ini sering ditampilkan pada acara-acara pernikahan, hajatan besar, hingga penyambutan tamu kehormatan yang berkunjung ke kota Palembang. 

Keanggunan gerak penari, dipadukan dengan busana adat yang megah, menjadikan Tari Tanggai sebagai pertunjukan yang sarat makna dan estetika.

BACA JUGA:Gembus dan Gesek: Makanan Tradisional Jawa Tengah dengan Sejarah Panjang

Asal-usul dan Sejarah Tari Tanggai

Jejak Tari Tanggai diperkirakan telah ada sejak abad ke-5 Masehi. Pada masa itu, tarian ini bukan ditujukan untuk penyambutan tamu seperti sekarang, melainkan merupakan tarian persembahan kepada Dewa Siwa. 

Penari membawa sesajian yang berisi bunga dan buah, sebagai bentuk penghormatan dan doa. 

Karena fungsinya sebagai persembahan, Tari Tanggai pada periode awal dianggap sebagai tarian yang sakral dan dilakukan dalam suasana khidmat.

BACA JUGA:Makna Lagu Tabola Bale yang sempat Guncang Istana Negara

Nama “Tanggai” sendiri berasal dari properti penting yang digunakan para penari, yaitu kuku panjang dari lempengan tembaga yang dipasang pada delapan jari tangan, kecuali ibu jari. 

Kuku panjang inilah yang menonjolkan kelenturan jari penari, sehingga setiap gerakan tampak anggun dan halus. 

Kuku panjang tersebut sekaligus menjadi simbol kecantikan dan kelembutan perempuan Palembang.

Dalam perkembangannya, Tari Tanggai mendapat pengaruh dari kebudayaan lain. Salah satunya adalah pengaruh dari kerajaan bercorak Buddha yang berasal dari garis keturunan Syailendra. 

BACA JUGA:Ikuti Barisan Nasional, Seluruh Peratin di Lampung Barat Siap Turut Aksi Tolak PMK 81/2025

Kategori :