Segala perbuatan jahat itu diyakini tidak akan berhasil dan justru akan kembali menghantam pelakunya sendiri.
BACA JUGA:Obat Sakit pada Betis yang Ampuh di Apotek: Jenis, Manfaat, dan Cara Penggunaannya
4. Janji Kemakmuran bagi yang Taat
Berbeda dari ancaman bagi pemberontak, prasasti juga menyebutkan bahwa rakyat yang setia akan diberkahi:
- Keselamatan
- Kesehatan
- Kemakmuran
- Bebas dari bencana
- Keberuntungan bagi keluarga dan keturunannya
Hal ini menunjukkan bahwa Sriwijaya berusaha menjaga kesetiaan rakyatnya dengan kombinasi antara ancaman keras dan janji kesejahteraan.
BACA JUGA:Pulau Ular Buton Selatan, Eksotisme Aneh yang Bikin Penasaran
Ekspedisi Sriwijaya ke Bhumi Jawa
Salah satu bagian paling menarik dari prasasti ini adalah penyebutan ekspedisi militer Sriwijaya untuk menyerang Bhumi Jawa yang tidak mau tunduk. Dari konteks sejarah, Bhumi Jawa yang dimaksud merujuk pada Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat.
Pada bagian akhir prasasti ditulis bahwa sumpah ini dipahat pada saat pasukan Sriwijaya bersiap berangkat untuk melancarkan serangan tersebut.
Hal ini menunjukkan bahwa Sriwijaya tidak hanya kuat secara ekonomi sebagai kerajaan maritim, tetapi juga memiliki kemampuan militer yang besar.
BACA JUGA:5 Bukti Peninggalan Kerajaan Sriwijaya: Menelusuri Jejak Kejayaan di Pulau Sumatera
Wilayah Kekuasaan Sriwijaya Menurut Prasasti
Melalui Prasasti Kota Kapur, para ahli sejarah dapat menyimpulkan bahwa pada tahun 686 M, Sriwijaya telah menguasai wilayah:
- Sumatera bagian selatan
- Pulau Bangka
- Belitung
- Lampung
Dengan wilayah seluas itu, Sriwijaya menjadi pusat perdagangan dan kekuatan politik di bagian barat Nusantara.
BACA JUGA:5 Bedak Padat Tahan Lama untuk Guru Usia 40+ agar Tetap Fresh Seharian di Kelas
Makna Historis Prasasti Kota Kapur