4. Melindungi paru-paru dari aspirasi.
Untuk mencegah masuknya cairan lambung, darah, atau muntahan ke saluran napas.
5. Mendukung tindakan pembedahan.
Diperlukan selama prosedur anestesi umum agar pasien tetap dapat bernapas dengan bantuan alat.
BACA JUGA:Efek Steril pada Wanita yang Perlu Diketahui
Beberapa kondisi medis yang biasanya memerlukan intubasi antara lain:
- Gagal napas akibat penyakit paru kronis seperti asma berat atau COPD (Penyakit Paru Obstruktif Kronik).
- Penurunan kesadaran karena cedera otak, overdosis obat, atau henti jantung.
- Luka parah pada wajah, leher, atau dada yang mengganggu jalan napas.
- Syok berat yang menyebabkan suplai oksigen menurun.
- Prosedur operasi yang memerlukan kontrol penuh terhadap fungsi pernapasan.
BACA JUGA:Efek Steril pada Wanita yang Perlu Diketahui
Prosedur Pelaksanaan Intubasi
Tindakan intubasi dilakukan oleh tenaga medis terlatih seperti dokter anestesi, dokter gawat darurat, atau petugas paramedis yang kompeten. Berikut langkah-langkah umum dalam proses intubasi:
1. Persiapan Pasien dan Alat
Sebelum tindakan dimulai, pasien diberi oksigen tambahan untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah. Obat penenang, anestesi, atau pelemas otot juga dapat diberikan agar pasien tidak merasa nyeri dan jalan napas lebih mudah dibuka. Semua alat seperti laringoskop, tabung endotrakeal, dan ventilator disiapkan terlebih dahulu.
BACA JUGA:Nyeri Pergelangan Tangan sampai Bahu: Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya
2. Posisi Kepala dan Leher
Kepala pasien diposisikan sedikit mendongak (sniffing position) agar saluran napas lebih lurus dan memudahkan visualisasi trakea.
3. Pemasukan Tabung
Dokter menggunakan laringoskop untuk melihat pita suara, kemudian memasukkan tabung endotrakeal melalui mulut atau hidung dengan hati-hati hingga ujungnya berada di trakea.