MEDIALAMPUNG CO.ID - Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan besar di Nusantara yang berdiri sekitar tahun 1293 hingga 1500 Masehi.
Pusat pemerintahannya berada di Trowulan, wilayah yang kini termasuk Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Kerajaan ini didirikan oleh Raden Wijaya, dan mencapai masa kejayaan pada pemerintahan Raja Hayam Wuruk dengan dukungan patih legendarisnya, Gajah Mada.
Majapahit dikenal sebagai kerajaan Hindu-Buddha yang berhasil mempersatukan wilayah Nusantara dan meninggalkan jejak budaya yang luar biasa.
BACA JUGA:Pakaian Hitam Adat Suku Kajang: Cerminan Kesederhanaan dan Kesetaraan Hidup
1. Kebudayaan Majapahit
Kebudayaan Majapahit mencerminkan kehidupan masyarakat yang berpegang pada nilai-nilai religius, sosial, dan estetika. Kepercayaan utama masyarakatnya adalah Hindu dan Buddha, yang hidup berdampingan secara harmonis. Kedua ajaran tersebut banyak memengaruhi sistem pemerintahan, tata upacara, dan karya seni mereka.
Salah satu warisan budaya yang penting dari masa Majapahit adalah naskah kuno Damarwulan. Naskah ini termasuk karya sastra Jawa klasik yang menggambarkan kehidupan, adat istiadat, dan nilai moral masyarakat kala itu. Selain sastra, Majapahit juga meninggalkan warisan budaya berupa candi, arca, dan prasasti yang menjadi sumber sejarah berharga bagi bangsa Indonesia.
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Majapahit sangat memperhatikan etika dan estetika. Mereka memiliki tata cara berpakaian, berbicara, serta berperilaku yang menunjukkan kelas sosial dan tingkat kebangsawanan seseorang. Hal inilah yang membuat budaya Majapahit dikenal sebagai salah satu puncak peradaban Nusantara.
BACA JUGA:Ritual Adat Suku Kajang Ammatoa di Bulukumba: Menyatu dengan Alam dan Leluhur
2. Pakaian Adat Majapahit
Pakaian masyarakat Majapahit memperlihatkan keanggunan dan kemewahan, terutama di kalangan bangsawan. Berdasarkan kisah Damarwulan, para pejabat kerajaan mengenakan kampuh (kain panjang), sabuk, serta sumping (hiasan telinga) yang terbuat dari bahan mewah.
Warna dan motif pakaian mereka mencerminkan status sosial. Pakaian bagi rakyat biasa lebih sederhana, tetapi tetap rapi dan sopan, menunjukkan bahwa nilai estetika telah menjadi bagian penting dari kehidupan mereka.
Selain berfungsi sebagai penutup tubuh, pakaian juga dianggap memiliki makna simbolis dan spiritual. Motif serta warna tertentu diyakini dapat membawa keberuntungan dan menolak bala.
BACA JUGA:Balla To Kajang: Rumah Adat Suku Kajang yang Penuh Makna dan Kesederhanaan