Gunung Lawu: Misteri dan Keindahan di Perbatasan Jawa Tengah

Sabtu 20-09-2025,12:16 WIB
Reporter : Yayan Prantoso
Editor : Budi Setiawan

Gunung Lawu erat kaitannya dengan budaya Jawa. Di kakinya berdiri dua candi peninggalan Majapahit, yaitu Candi Cetho dan Candi Sukuh. Kedua candi ini bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga tempat ibadah dan perenungan.

Pada malam Satu Suro, banyak peziarah mendaki Lawu untuk melakukan ritual spiritual. Tradisi ini membuat jalur pendakian lebih ramai dari biasanya.

Bagi pendaki, momen ini menjadi kesempatan untuk menyaksikan tradisi budaya Jawa yang masih hidup hingga kini.

BACA JUGA:Taman Bunga Adn Firdaus, Pesona Warna-Warni di Kaki Tiga Gunung

Wisata dan Kuliner Lereng Lawu

Setelah pendakian, pendaki bisa menikmati wisata sekitar lereng. Air Terjun Grojogan Sewu di Tawangmangu menjadi destinasi favorit karena aksesnya mudah. Ada juga kebun teh Kemuning yang menyajikan panorama hijau luas dan udara segar.

Kuliner khas lereng Lawu juga tak kalah menggoda. Sate kelinci, wedang jahe, hingga pecel sayur menjadi hidangan populer untuk memulihkan tenaga setelah mendaki. 

Hangatnya makanan dan minuman khas pegunungan ini menjadi pelengkap pengalaman perjalanan.

BACA JUGA:Gunung Sibayak: Gunung Berapi Ringkas yang Menyimpan Banyak Cerita

Gunung Lawu: Lebih dari Sekadar Destinasi Wisata

Gunung Lawu bukan sekadar tempat menaklukkan puncak. 

Setiap jalur, kabut, dan hembusan anginnya mengajarkan banyak hal. 

Ia menguji fisik pendaki sekaligus menanamkan rasa hormat terhadap alam dan budaya.

BACA JUGA:Pulau Numfor, Surga Sunyi di Ujung Teluk Cenderawasih

Bagi yang mencari pengalaman mendaki yang penuh makna, Lawu menawarkan lebih dari sekadar pemandangan indah.

Ia adalah tempat di mana alam, legenda, dan spiritualitas berpadu, menghadirkan pengalaman yang akan terus hidup dalam ingatan. 

Lawu bukan hanya sebuah gunung, melainkan ruang pembelajaran yang membawa siapa pun pada perjalanan batin yang mendalam.(*)

Kategori :