
MEDIALAMPUNG.CO.ID – Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, menerima audiensi Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, Ahmadriswan Nasution, di ruang kerjanya, Jumat 18 Juli 2025.
Dalam pertemuan tersebut, Ahmadriswan menegaskan komitmen BPS dalam menyediakan data berkualitas guna mendukung perumusan kebijakan dan pembangunan yang lebih terukur dan terarah di Provinsi Lampung.
Ia juga menyampaikan tantangan utama dalam pelaksanaan survei, yakni masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam menerima petugas BPS di lapangan.
Menurutnya, pendekatan berbasis parameter administratif serta metode intangible—seperti peningkatan literasi masyarakat mengenai pentingnya data—merupakan langkah penting untuk memperkuat kualitas data yang dihasilkan.
BACA JUGA:Pemdes Fajar Baru Sambut Baik Monev Dana Desa yang dilaksanakan Tim Kecamatan
BACA JUGA:Empat Hari Operasi Patuh Krakatau 2025, Satlantas Polresta Bandar Lampung Tindak 1.314 Pelanggar
Gubernur Mirza menyambut baik kunjungan tersebut dan menegaskan komitmennya terhadap pentingnya data terintegrasi sebagai dasar pengambilan keputusan di tingkat daerah.
"Saya orang yang sangat concern dengan data," ujar Mirza.
Ia mengungkapkan bahwa Pemprov Lampung telah memberikan insentif kepada pemerintah kabupaten/kota yang berhasil menjalankan program strategis, seperti penurunan stunting dan kemiskinan, peningkatan IPM, pengendalian inflasi, dan pertumbuhan ekonomi.
"Keberhasilan daerah kabupaten/kota sangat mempengaruhi agregat data provinsi. Dengan insentif ini, kami ingin mendorong kompetisi positif antar daerah berbasis data,” tambahnya.
BACA JUGA:Empat Hari Operasi Patuh Krakatau 2025, Satlantas Polresta Bandar Lampung Tindak 1.314 Pelanggar
BACA JUGA:Ketua DPRD Tinjau Langsung Ruang Rehabilitasi Narkoba RSUD Ryacudu yang Ambruk
Dalam sesi wawancara bersama Tim BPS Lampung, Gubernur Mirza juga mengangkat isu kemiskinan.
Ia menilai ketimpangan antara sektor hulu dan hilir sebagai salah satu penyebab utama.
"Langkah pertama saya adalah memperkuat keterkaitan antara sektor hulu dan hilir, dimulai dari desa. Karena pembangunan harus tumbuh dari bawah,"jelasnya.