MEDIALAMPUNG.CO.ID – Harga jual kopi robusta di Kabupaten Lampung Barat mengalami penurunan dalam kurun waktu tiga hari terakhir.
Setelah sempat menyentuh angka Rp73.000 per kilogram pada sekitar sepuluh hari yang lalu, kini harga tertinggi tercatat hanya berada di kisaran Rp64.000 per kilogram.
Penurunan harga ini disampaikan oleh sejumlah pelaku usaha kopi di wilayah Belalau dan Sekincau.
Menurut mereka, salah satu faktor yang diduga memengaruhi turunnya harga adalah membaiknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
BACA JUGA:Wacana Legalisasi Kasino di Indonesia, Perlu Kajian Seperti UEA dan Malaysia
Karena sebagian besar ekspor kopi dilakukan dalam dolar, penguatan rupiah cenderung menekan harga jual di tingkat petani.
Namun demikian, penurunan harga ini dinilai sebagai bagian dari dinamika pasar yang wajar.
Harga kopi robusta memang dikenal fluktuatif, terlebih di wilayah Lampung Barat yang menjadi salah satu sentra produksi kopi nasional.
Salah satu supplier kopi di wilayah tersebut, Selamat Kanitzu, menjelaskan bahwa saat ini para petani mulai memasuki masa panen.
BACA JUGA:Link Saldo DANA Kaget Terbaru, Klaim Sebelum Limit Habis
Dengan meningkatnya volume produksi dan aktivitas jual beli, kondisi pasar pun menjadi lebih dinamis. Stok kopi yang mulai melimpah turut memengaruhi naik turunnya harga.
"Memasuki musim panen, aktivitas jual beli mulai ramai. Ini membuat harga bisa berubah sewaktu-waktu tergantung ketersediaan stok di lapangan," ujar Selamat.
Meski demikian, ia menekankan pentingnya bagi petani untuk tetap menjaga kualitas hasil panen mereka.
Salah satu aspek krusial yang harus diperhatikan adalah proses penjemuran, terutama dalam menjaga kadar air biji kopi agar tetap rendah.
BACA JUGA:Penjualan Mobil April 2025: Toyota Tetap Jawara, BYD Cetak Sejarah Baru