Dalam momen terakhirnya, beliau tetap memikirkan cara untuk mempersatukan semua orang yang ia cintai dalam bentuk yang sederhana tapi sarat makna.
Pada hari pemakaman, seluruh keluarga besar Slank mengenakan kaus putih tersebut sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan terakhir kepada sosok ibu yang telah banyak berjasa dalam kehidupan mereka baik secara profesional maupun pribadi.
“Bunda itu bukan sekadar manajer. Dia itu bagian dari jiwa Slank. Kita semua tumbuh besar dengan arahan dan cinta kasih beliau,” ucap Kaka, mengenang figur Bunda Iffet yang selama ini menjadi penghubung kekeluargaan di balik layar.
Prosesi pemakaman Bunda Iffet dilangsungkan sekitar pukul 12.40 WIB, dan dihadiri oleh ratusan pelayat.
BACA JUGA:Pemanasan Global Ancam Keamanan Pangan, Beras Berpotensi Mengandung Racun
Tak hanya keluarga dan kerabat, tapi juga banyak Slankers dari berbagai daerah ikut mengiringi perjalanan terakhir beliau.
Sesuai dengan wasiatnya, Bunda Iffet dimakamkan dalam satu liang lahat bersama mendiang suaminya.
Permintaan ini mencerminkan betapa kuatnya ikatan cinta yang beliau pelihara sepanjang hidupnya.
Kisah tentang kaus putih ini menjadi pengingat bahwa kasih sayang seorang ibu tidak berhenti meski raganya telah tiada.
BACA JUGA:Aturan Baru Royalti Batu Bara, BUMI dan Adaro Kini Bisa Bernapas Lega
Bunda Iffet telah menunjukkan bahwa perhatian dan cinta bisa diwujudkan dalam bentuk sederhana, namun bermakna sangat dalam.
Lebih dari sekadar seorang pengurus band, Bunda Iffet adalah roh penjaga, simbol kedisiplinan dan penjaga harmoni dalam keluarga besar Slank.
Kepergiannya meninggalkan ruang yang besar, namun juga warisan cinta yang akan selalu dikenang oleh semua yang mengenalnya. (*)