MEDIALAMPUNG.CO.ID - Harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi diperkirakan akan mengalami penurunan lagi pada 1 Oktober 2024.
Asumsi ini didukung oleh melemahnya harga minyak mentah dunia dan penguatan nilai tukar rupiah.
Penurunan harga ini menjadi kabar baik bagi masyarakat, terutama mengingat tren penurunan harga BBM yang sudah terjadi sejak Agustus 2024.
Harga minyak dunia turun secara signifikan sepanjang September 2024.
Sentimen positif, seperti pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed) dan stimulus ekonomi China, mendorong turunnya harga minyak.
Bahkan, pada awal September, harga minyak sempat jatuh di bawah USD 70 per barel akibat kekhawatiran kinerja ekonomi China dan rencana OPEC+ untuk meningkatkan produksi minyak sebesar 180.000 barel per hari pada Oktober.
Namun, menjelang akhir bulan, harga minyak kembali naik akibat ketegangan di Timur Tengah, khususnya konflik Israel-Hezbullah, serta dukungan dari stimulus ekonomi China yang menambah permintaan energi global.
Meskipun demikian, harga minyak secara keseluruhan tetap lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.
Menurut data Refinitiv, rata-rata harga minyak Brent pada September berada di angka USD 72,89 per barel, turun 8,2% dibandingkan Agustus.
Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) tercatat USD 69,58 per barel pada bulan yang sama.
Selain faktor harga minyak, nilai tukar rupiah juga memberikan pengaruh signifikan terhadap harga BBM.
Pada September 2024, rupiah menguat tajam dengan rata-rata Rp 15.318 per USD, lebih kuat dibandingkan Agustus yang tercatat di Rp 15.734 per USD.
Penguatan ini didorong oleh derasnya aliran modal masuk ke pasar keuangan Indonesia setelah The Fed memangkas suku bunga pada 19 September 2024.
Dengan harga minyak yang lebih rendah dan nilai tukar rupiah yang lebih kuat, pemerintah memiliki dasar kuat untuk menurunkan harga BBM pada Oktober.
Pemerintah Indonesia menetapkan harga BBM berdasarkan formula yang mempertimbangkan harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah.