Pemprov Lampung Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi Daerah, Penanggulangan Tuberculosis dan Polio

Selasa 09-07-2024,03:15 WIB
Reporter : Dedi Andrian
Editor : Budi Setiawan

MEDIALAMPUNG.CO.ID  -  Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Lampung Fahrizal Darminto mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah yang dirangkai dengan rapat penanggulangan Tuberculosis dan Polio secara virtual, di Ruang Command Center lantai II Dinas Kominfotik Provinsi Lampung, Senin 8 Juli 2024.

Rakor dipimpin oleh Plt. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir, yang dalam kesempatan tersebut mengungkapkan bahwa saat ini mayoritas daerah di Indonesia sudah dapat menangani inflasi dengan baik.

"Sudah banyak mayoritas daerah-daerah yang bisa mengendalikan dengan baik, namun ada daerah-daerah yang juga mungkin sudah berupaya tetapi ada kendala-kendala lain, kami berharap bisa memaksimalkan," ungkapnya.

Tomsi Tohir menegaskan bahwa diperlukan kesungguhan dalam menangani inflasi.

BACA JUGA:Lantik Karo Rena Polda Lampung, Ini Pesan Kapolda Lampung Irjen Helmy Santika

"Dari materi-materi yang kita selalu bahas setiap minggu, ini bukan sesuatu hal yang sulit, tetapi perlu sungguh-sungguh dan terus menerus kita memantaunya," lanjutnya.

Kepada daerah yang angka inflasinya masih tinggi, Tomsi Tohir berharap dapat melakukan upaya dalam mengendalikan inflasi di daerahnya masing-masing.

"10 Provinsi yang tertinggi di pagi hari ini, kami berharap bahwa gubernur bisa berupaya mengumpulkan lagi kabupaten kota terutama yang masih sangat tinggi sehingga bisa mengambil langkah-langkah terus yang terbaik untuk menurunkan juga menjadi akumulatif terhadap provinsi masing-masing," harapnya.

Sementara itu, Plh. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, M. Habibullah mengungkapkan bahwa saat ini inflasi nasional mengalami deflasi -0,08%>

BACA JUGA:Disdukcapil Lampung Barat Cetak 87.615 KIA

"Inflasi Juni, seperti minggu lalu itu terjadi deflasi -0,08% kalau kita lihat inflasi tahunan itu terjadi deflasi 2,51% demikian juga inflasi year to date 1,07%," jelasnya.

M. Habibullah juga mengungkapkan bahwa sepanjang periode 2020-2024, secara bulanan komponen harga bergejolak relatif lebih sering mengalami inflasi dibandingkan deflasi.

"Meskipun demikian, Komponen harga bergejolak pada 3 (tiga) bulan terakhir mengalami deflasi setelah deflasi terakhir terjadi di bulan Agustus 2023," ungkapnya.

M. Habibullah juga mengungkapkan bahwa komoditas yang dominan memberikan andil deflasi Juni 2024 adalah bawang merah, tomat, daging ayam ras dan telur ayam ras. 

BACA JUGA:Anggarkan Rp3,1 Miliar DAK, Pemprov Lampung Bakal Bangun Puluhan Unit Toilet Siswa

Kategori :