PESBAR, MEDIALAMPUNG.CO.ID – Harga jual beras di Kecamatan Pulau Pisang, Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar), mencapai Rp17.000 per kilogram (Kg), harga itu jauh lebih tinggi dari biasanya yang hanya Rp13.500/Kg.
Iswanto salah satu warga setempat mengatakan, kenaikan harga beras itu terjadi sejak dua pekan terakhir, terutama saat musim kemarau yang membuat banyak areal persawahan gagal tanam dan ketersediaan beras di pasaran berkurang.
BACA JUGA:Soal Penyaluran PKH Tahap IV, Belum Ada Aturan Baru
“Sekarang harga beras sudah mencapai Rp17.000/Kg, sejak dua pekan terakhir mengalami kenaikan dari biasanya, karena harga beras di Krui juga mulai mengalami kenaikan,” kata dia.
Dijelaskannya, harga beras di Pulau Pisang selalu lebih tinggi dari harga pasaran di Pasar Krui. Hal itu karena ada ongkos transportasi tambahan untuk mengangkut barang-barang ke Pulau Pisang termasuk beras.
BACA JUGA:KPU Pesisir Barat Ingatkan Parpol Segera Buat RKDK
“Kalau harga barang-barang disini memang selalu lebih mahal dibandingkan di Krui karena ada biaya tambahan ongkos transportasi yang harus dikeluarkan saat menyeberang dari Krui ke Pulau Pisang menggunakan Jukung,” jelasnya
Terpisah, Camat Pulau Pisang Apriyansyah, S.Kom., mengungkapkan, harga kebutuhan pokok di Pulau Pisang lebih mahal dari harga di Pasar Krui, kondisi itu dipengaruhi oleh ongkos penyeberangan.
BACA JUGA:APBD Lampung Barat Terserap Rp565,062 Miliar
“Sekarang harga beras di Krui juga memang masih mahal, sehingga secara otomatis harga beras di Pulau Pisang juga akan naik dan lebih tinggi karena ada ongkos yang harus dikeluarkan pedagang,” ungkapnya.
Selain itu, mahalnya harga beras di Pulau Pisang juga karena di pulau tersebut tidak memiliki sawah, sehingga semua beras yang ada di datangkan dari luar pulau pisang dan mengangkutnya menggunakan sarana transportasi laut.
BACA JUGA:Kasus Pencurian Kelapa Sawit Meningkat, Dampak Kemarau dan Sulitnya Mencari Pekerjaan
“Tidak ada lahan sawah di Pulau Pisang ini, hanya ada perkebunan itu juga hasilnya musiman, jadi untuk beras didatangkan dari luar daerah dengan konsekuensi harga lebih tinggi,” pungkasnya.*