MEDIALAMPUNG.CO.ID - Para mahasisa baru dipaksa mendaftar aplikasi pinjaman online (pinjol) saat Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus atau Ospek.
Mahasiswa baru Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta, Provinsi Jawa Tengah saat ini menjadi sorotan.
Terungkap bahwa panitia Dewan Mahasiswa (DEMA) UIN Surakarta saat ospek terlibat sponsor dari aplikasi pinjaman online.
Diduga DEMA mendapatkan sponsorship sebesar Rp 160 juta salah satu perusahaan pinjol.
BACA JUGA:Bahasa Lampung Terancam Punah Bukan Isapan Jempol Belaka
Salah satu mahasiswa baru mengatakan imbauan agar semua maba mendaftar pinjol yang disampaikan oleh pihak panitia saat mahasiswa dikumpulkan.
"Cuma disuruh registrasi doang, (panitia) ngomong langsung ke mahasiswa waktu dikumpulkan di Graha," ujar FH.
Disinggung tentang keamanan data diri yang dimasukkan saat mendaftar, FH berkomentar. "Ya takut data dipakai, tapi nggak over thinking," ucapnya.
Meski diimbau untuk melakukan pendaftaran atau registrasi ke aplikasi, namun hal itu tidak diwajibkan.
BACA JUGA:Ini Deretan Sekolah Kedinasan yang Menjamin Kerja Setelah Lulus
"Tidak diwajibkan sama panitia," tutupnya. Sementara itu mahasiswa baru lainnya, D mengaku seniornya memaksa melakukan registrasi aplikasi pinjol di hari pertama pembekalan.
"Waktu itu aslinya tidak mau mendaftar, tapi dipaksa S, pihak mentor pendamping (MP)," ujar D.
Mengaku dirinya dipaksa mendaftar dua dari tiga aplikasi yang menjadi sponsor PBAK.
Ia juga sempat berusaha mengelak dengan mempertanyakan kembali tak ada kewajiban dirinya untuk mendaftar aplikasi tersebut.
"Saya mengelak, buat apa regis-regis kayak gitu? orangtua saya juga masih bisa nyukupi kebutuhan saya di sini," jelasnya.