Tunggu Asep Kohar Kembalikan Berkas Pirek Unila

Selasa 29-11-2022,11:09 WIB
Editor : Budi Setiyawan

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Seleksi bakal calon rektor Universitas Lampung (Unila) menghangat. 

Sampai kemarin, Senin (28/11) terdapat sejumlah nama digaung-gaungkan ikut meramaikan pemilihan rektor (pilrek) tersebut. 

Ada delapan nama yang mengambil berkas pendaftaran, yakni Prof. Murhadi, Prof. Suharso, Prof. Hamzah, Prof. Lusmelia Afriani, Prof. Asep Sukohar, Dr. Marselina, Dr. Nairobi dan Dr. Ayi Ahadiyat.

Dari sejumlah nama itu, hanya Prof. Asep Sukohar yang belum mengembalikan berkas pendaftaran hingga kemarin, meski cukup deras dukungan agar sosok perintis Fakultas Kedokteran Unila ini maju pilrek. 

Salah satunya Ketua PW GP Ansor Lampung Hidir Ibrahim. Kepada wartawan, Hidir--sapaan akrabnya, menilai Asep Sukohar layak menduduki jabatan dimaksud. Dirinya menyayangkan apabila Asep tidak ikut pilrek Unila. 

Menurutnya, semua individu punya hak dan kesempatan sama untuk memimpin Unila. Sehingga sangat disayangkan jika yang bersangkutan tidak ikut kontestasi tersebut.

"Intinya begini, setiap orang punya hak dan kesempatan yang sama menjadi pimpinan di Unila. Dan saya kira Asep Sukohar layak maju dan bertarung dalam pemilihan rektor Unila," ujarnya, Senin 28 November 2022. 

Hidir mengakui, saat ini Asep memang tengah menjadi saksi dalam perkara dugaan suap penerimaan mahasiswa baru dengan terdakwa eks Rektor Unila Prof. Karomani. Akan tetapi, lanjut Hidir, kapasitas sebagai saksi dalam sebuah perkara hukum bukan berarti publik bisa menghakimi individu dimaksud. 

Terlebih, Asep Sukohar juga memiliki peran dalam membangun Unila. Karena itu, dalam penilaian Hidir, Asep punya hak dan kesempatan yang sama untuk  membuktikan kemampuannya dalam memimpin Unila. 

"Kita tidak bisa menghakimi seseorang yang belum dijelaskan statusnya. Justru kita harus menggunakan asas praduga tidak bersalah dalam hal ini," tegasnya. 

Hidir menuturkan, dengan adanya persoalan kasus dugaan suap penerimaan mahasiswa baru, semua pihak merasa prihatin. Termasuk dirinya. Namun, sudah pasti semua punya niat baik untuk memperbaiki citra Unila sebagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang  merupakan salah satu universitas terbaik di Indonesia. 

"Saya kira semua punya niatan memperbaiki citra Unila termasuk Asep Sukohar. Dengan belajar dari proses dan pengalaman yang ada, kita berharap Unila juga melakukan pembenahan dan membangun kebersamaan untuk kedepan yang lebih baik," kata dia. 

Sementara, Wakil Rais Utama PWNU Lampung Soleh Bajuri mengatakan, pada prinsipnya siapapun rektor terpilih nantinya sudah pasti memiliki kapasitas, integritas, dan kapabilitas yang sudah pasti teruji. 

Namun, kata Soleh, pihaknya berharap, jangan sampai Unila dipimpin oleh seorang rektor yang terinfiltrasi oleh paham radikal.

"Bagaimana seorang rektor itu tidak terinfiltrasi dengan paham radikal. karena akan membahayakan persatuan dan kesatuan kita. Kalau mahasiswanya dijejali seperti itu kan bahaya dan bisa berkembang luas. Jadi, harus menjadi kewaspadaan kita bersama. Secara umum menurut saya seperti itu," kata dia. 

Dirinya juga menilai sosok Asep Sukohar punya kemampuan dan kapabilitas memimpin Unila. Asep, lanjutnya, juga merupakan Ketua PWNU dan merupakan sosok mumpuni.

"Saya dukung tentu. Namun nantinya terserah masyarakat," katanya. 

Diutarakannya, dalam proses pemilihan sudah barang tentu akan melalui tahapan-tahapan. Dan ini juga yang menjadi perhatian. Dia berharap, sesama kontestan tidak saling menjatuhkan yang muaranya seperti politik praktis. 

"Tak ubahnya, framing-framing akan dikembangkan agar mematahkan, paling tidak membunuh karakter. Indikasinya pasti disuarakan oleh lawan," kata dia. 

Terlebih, kata dia, isu Asep Sukohar yang saat ini berstatus saksi, tidak etis jika digunakan untuk membunuh karakternya dalam pencalonan rektor. 

"Sekarang begini, yang namanya siapapun jadi saksi, kan azas hukum kita ini mengedepankan praduga tidak bersalah. Tidak bisa itu dijadikan untuk menjatuhkan setiap orang, zalim namanya," tandasnya. 

Dia menilai, dalam kasus ini juga banyak pihak yang dimintai keterangan sebagai saksi.

"Yang namanya saksi ini kan belum tentu terseret. Namanya dipanggil KPK membutuhkan banyak keterangan dari banyak pihak. Jangan sampai framing seperti ini dijadikan untuk menjatuhkan rival," imbuhnya.   

Dukungan terhadap Asep Sukohar juga diutarakan oleh Ketua Paku Banten Lampung Itong Hidayat. Dirinya juga menyayangkan jika sosok Asep Sukohar malah tidak maju dalam pilrek. 

Asep dalam penilaiannya, adalah sosok tegas dan disiplin dengan segala kelebihannya dan prestasinya bagi dunia pendidikan di Lampung. 

"Yang jelas kita menilai dia bagus. Dia baik. Sayang sekali kalau dia nggak daftar. Sangat disayangkan jika dia tidak bisa terjun dalam pertarungan pemilihan rektor," katanya. 

Dia menjelaskan, pihaknya, khususnya Keluarga Paku Banten di Lampung sangat mendukung jika dirinya maju dan bisa terjun dalam pertarungan pemilihan rektor unila. Sebab, Unila butuh sosok yang tegas dan kuat seperti Asep Sukohar. 

"Yang jelas kalau dia tidak maju rektor itu sangat disayangkan. Kalau persoalan dia masih saksi, ya biarkan saja proses hukum tetap berjalan," ujarnya. 

Sebelumnya di radarlampung.co.id., diberitakan kontestasi pemilihan Rektor Universitas Lampung sepertinya bakal ramai. Pasalnya, sejauh ini sudah ada delapan orang yang mengambil formulir pendaftaran calon rektor Universitas Lampung (Unila). 

Rinciannya: Prof. Murhadi, Prof. Asep Sukohar, Prof. Suharso, Prof. Hamzah, Prof. Lusmelia Afriani, Dr. Marselina,  Dr. Nairobi, dan Dr. Ayi Ahadiyat.

Namun, dari delapan nama tersebut, hanya Prof. Asep Sukohar yang belum mengembalikan formulir. 

Hingga kini Asep belum menentukan sikap apakah akan mengembalikan berkas atau tidak. 

Hal itu dikarenakan, Asep saat ini tengah fokus sebagai saksi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

"Informasinya pak Asep belum memutuskan akan ikut nyarek (nyalon rektor) atau tidak. Karena dia sedang konsentrasi  menjadi saksi di KPK," ujar sumber Radarlampung.co.id, Senin 28 November 2022. 

Ketika dikonfirmasi, Asep Sukohar tidak memberikan jawaban pasti apakah ingin mengembalikan berkas pendaftaran atau tidak. "Kita lihat besok saja ya," singkatnya. (*/mlo)

Kategori :