5 Kebudayaan Kerajaan Mataram Kuno yang Paling Terkenal
Kerajaan Mataram Kuno adalah salah satu peradaban Nusantara yang kaya dengan nilai budaya, spiritualitas, dan sistem sosial yang teratur.-Foto Instagram@aharisafandi-
MEDIALAMPUNG.CO.ID - Kerajaan Mataram Kuno merupakan salah satu kerajaan besar di Nusantara yang berkembang di wilayah Jawa Tengah pada abad ke-8 hingga 10 Masehi.
Kerajaan ini dikenal sebagai pusat kebudayaan Hindu-Buddha, sekaligus menjadi tempat lahirnya berbagai tradisi, sistem sosial, dan nilai kehidupan yang meninggalkan jejak penting dalam sejarah Indonesia.
Kekayaan budayanya tidak hanya terlihat dari peninggalan fisik seperti prasasti atau candi, tetapi juga dari kehidupan sosial masyarakat pada masa itu.
Berikut penjelasan lengkap tentang lima aspek kebudayaan Kerajaan Mataram Kuno yang paling dikenal antara lain :
BACA JUGA:Cicilan Ringan KUR BRI 2025: Simulasi Pinjaman Hingga Rp100 Juta
1. Struktur Masyarakat Berdasarkan Sistem Kasta
Salah satu ciri utama kehidupan masyarakat Mataram Kuno adalah adanya pembagian kelas sosial berdasarkan kasta, sebuah sistem yang dipengaruhi kuat oleh budaya Hindu. Masyarakat dibagi dalam kelompok Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra.
Pembagian kasta ini menentukan berbagai aspek kehidupan, mulai dari pekerjaan, kedudukan sosial, hingga peran seseorang dalam kegiatan keagamaan. Misalnya, para Brahmana umumnya berperan sebagai pemuka agama dan penasihat kerajaan, sementara kaum Ksatria berada di lingkaran pemerintahan dan pertahanan kerajaan.
Meski terlihat ketat, sistem kasta pada masa Mataram Kuno cenderung diterapkan secara sosial dan religius tanpa memunculkan konflik besar. Setiap golongan menjalankan perannya masing-masing demi menjaga keseimbangan kehidupan masyarakat.
BACA JUGA:Situs Liyangan: Jejak Permukiman Kuno di Lereng Sindoro
2. Pemerintahan yang Bersifat Hierarkis dan Tidak Langsung
Salah satu bentuk kebudayaan politik yang menonjol dalam Mataram Kuno adalah hubungan antara raja dan rakyat yang tidak dilakukan secara langsung. Pemerintahan dijalankan melalui struktur berlapis yang melibatkan pejabat-pejabat daerah, kepala wilayah, serta perwakilan raja.
Aspirasi masyarakat disampaikan melalui para pemimpin lokal, kemudian diteruskan kepada pejabat kerajaan yang lebih tinggi untuk akhirnya sampai kepada raja. Pola ini menunjukkan bahwa Kerajaan Mataram Kuno memiliki sistem birokrasi yang rapi dan terorganisasi.
Sistem pemerintahan semacam ini juga menjadi bukti bahwa raja memegang peran sentral sebagai sumber hukum dan kebijakan, namun tetap mendengarkan masukan dari pejabat tertentu sebelum memutuskan suatu aturan. Struktur hierarki inilah yang menjaga stabilitas politik kerajaan, terlebih di wilayah yang cukup luas.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





