APEKSI Outlook 2025 Dinilai Dongkrak Ekonomi Lokal Bandar Lampung

APEKSI Outlook 2025 Dinilai Dongkrak Ekonomi Lokal Bandar Lampung

APEKSI Outlook 2025 Dinilai Dongkrak Ekonomi Lokal Bandar Lampung--

MEDIALAMPUNG.CO.ID  – Pelaksanaan APEKSI Outlook 2025 di Kota Bandar Lampung pada 19–20 Desember 2025 tidak hanya menjadi forum strategis antar kepala daerah, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi pergerakan ekonomi lokal. 

Kegiatan nasional yang dihadiri 56 Wali Kota se-Indonesia tersebut dinilai membawa manfaat langsung bagi daerah tuan rumah.

Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi memberikan apresiasi tinggi terhadap kesiapan Pemerintah Kota Bandar Lampung di bawah kepemimpinan Wali Kota Eva Dwiana dalam menyukseskan agenda nasional tersebut. 

Menurutnya, penyelenggaraan APEKSI Outlook 2025 berjalan sangat baik dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat setempat.

BACA JUGA:APEKSI Outlook 2025 di Bandar Lampung Perkuat Kolaborasi Wali Kota se-Indonesia

“Bunda Eva mempersiapkan kegiatan ini dengan sangat luar biasa. Ini bukan sekadar pertemuan para Wali Kota, tetapi bagi Bandar Lampung menjadi sebuah berkah,” ujar Dedy Wahyudi, Sabtu 20 Desember 2025.

Ia menilai, kehadiran para kepala daerah beserta rombongan masing-masing secara langsung menggerakkan roda perekonomian lokal. Dedy menyebut, satu Wali Kota umumnya datang bersama rombongan berjumlah puluhan orang.

“Bayangkan jika satu Wali Kota membawa 20 hingga 50 orang. Jika dikalikan jumlah peserta yang hadir, perputaran ekonomi di Bandar Lampung tentu sangat besar,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Dedy Wahyudi juga menyoroti tantangan kepala daerah dalam menghadapi tahun 2026, khususnya terkait dinamika kebijakan anggaran nasional. Ia menegaskan pentingnya sikap optimistis di tengah kebijakan efisiensi anggaran yang tengah diterapkan pemerintah pusat.

BACA JUGA:Mudik Nataru Aman, Polresta Bandar Lampung Sediakan Penitipan Kendaraan Gratis

“Tahun 2026 harus kita hadapi dengan optimisme. Walaupun ada pergeseran anggaran, pelayanan publik tidak boleh berkurang,” tegasnya.

Menurutnya, kebijakan efisiensi anggaran bukan semata-mata pemotongan, melainkan pengalihan anggaran ke sektor-sektor prioritas nasional seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), ketahanan pangan, kesehatan, dan pendidikan.

“Contohnya penyediaan layar pintar atau televisi untuk mendukung pembelajaran digital anak-anak. Itu adalah investasi jangka panjang,” jelas Dedy.

Ia menambahkan, kondisi tersebut menuntut kepala daerah untuk lebih cermat dan inovatif dalam mengelola keuangan daerah agar pembangunan tetap berjalan tanpa mengorbankan kualitas pelayanan publik.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait