Meriam Bambu: Permainan Tradisional yang Masih Bertahan di Tengah Zaman Modern

Meriam Bambu: Permainan Tradisional yang Masih Bertahan di Tengah Zaman Modern

Meriam bambu adalah bagian dari tradisi sederhana yang kaya akan makna. - Foto:[email protected] --

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Meriam bambu merupakan permainan rakyat yang selalu identik dengan suasana Ramadan di berbagai daerah Indonesia. 

Walaupun perkembangan teknologi dan permainan digital semakin pesat, meriam bambu tetap menjadi salah satu kegiatan favorit yang memeriahkan bulan suci. Suara dentumannya yang khas selalu menghadirkan rasa semarak dan menghidupkan kembali kenangan masa kecil.

Kegiatan ini biasanya dilakukan pada sore hari menjelang berbuka puasa atau malam hari setelah salat tarawih. Bagi anak-anak dan remaja, menyalakan meriam bambu adalah cara untuk mengisi waktu, bersosialisasi, dan merayakan kebersamaan. 

Bahkan di beberapa wilayah, warga membuat meriam bambu berukuran besar yang dinyalakan secara bersama-sama, menjadikannya sebagai ajang berkumpul dan bersenang-senang.

BACA JUGA:Trik 5 Detik Menjaga Alpukat Tetap Segar dan Tidak Cepat Menghitam

Asal Usul dan Nilai Makna

Permainan meriam bambu diyakini telah ada sejak masa lampau. Pada zaman dahulu, alat ini pernah difungsikan sebagai tanda bahaya atau sarana komunikasi jarak jauh. Lambat laun, fungsinya berubah menjadi sarana hiburan, terutama pada momen Ramadan dan menjelang Idul Fitri.

Bagi sebagian masyarakat, ledakan meriam bambu melambangkan sukacita dalam menyambut malam-malam penuh keberkahan. Selain itu, bunyinya mengingatkan pada masa kecil yang penuh keceriaan dan kebersamaan. 

Permainan ini pun menjadi bagian dari kekayaan budaya daerah yang layak dijaga keberlangsungannya.

BACA JUGA:Peragesu 2025, Panggung Kreativitas dan Promosi UMKM di Gedung Surian

Cara Pembuatan yang Sederhana namun Perlu Kehati-hatian

Bahan utama yang digunakan adalah bambu besar dengan dinding tebal dan ruas yang panjang. Salah satu ujung bambu ditutup rapat, sementara di dekat penutup tersebut dibuat lubang kecil untuk tempat menyalakan api.

Bahan bakar yang umum dipakai adalah karbit yang dicampur air. Reaksi keduanya menghasilkan gas mudah terbakar. Saat api didekatkan pada lubang kecil, gas tersebut meledak dan menghasilkan bunyi keras.

Meski terlihat sederhana, pembuatan meriam bambu membutuhkan ketelitian. Salah perhitungan, terutama dalam penggunaan bahan bakar, dapat menyebabkan bambu pecah dan membahayakan pemain.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: