7 Kampung Batik yang Wajib Masuk Daftar Jelajahmu
Kampung Batik Trusmi salah satu destinasi wisata kampung batik yang wajib di kunjungi / Foto --- instagram @cirebonsosmed ------
BACA JUGA:Bukit Cinta Rawa Pening, Romantika Alam di Jantung Semarang
3. Kampung Batik Lasem, Rembang
Disebut juga “Tiongkok Kecil di Pesisir Jawa”, Lasem di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, menyimpan sejarah panjang akulturasi budaya Tionghoa dan Jawa. Motif Batik Lasem sangat khas: warna merah menyala seperti darah ayam dan biru tua yang pekat.
Setiap corak seperti Burung Hong, Naga, atau Gunung Ringgit memiliki makna mendalam tentang keberanian, kesejahteraan, dan hubungan manusia dengan alam. Menariknya, proses membatik di Lasem masih dikerjakan sepenuhnya secara manual. Setiap kain adalah karya seni tulis tangan yang memerlukan ketelitian dan waktu berhari-hari.
Selain berbelanja batik, pengunjung juga dapat menikmati suasana kota tua Lasem dengan rumah-rumah bergaya kolonial dan klenteng tua yang berdiri megah di tepi jalan.
BACA JUGA:Teluk Triton, Surga Laut Biru di Ujung Papua
4. Kampung Batik Tanjungbumi, Madura
Dari Pulau Garam, hadir pesona batik yang tak kalah indah. Kampung Batik Tanjungbumi di Kabupaten Bangkalan, Madura, merupakan kawasan pesisir di mana para perempuan nelayan memanfaatkan waktu senggang untuk membatik.
Ciri khas batiknya adalah warna kontras dan motif padat seperti kupu-kupu, tumpal, dan daun menjalar, yang terinspirasi dari kehidupan laut dan budaya Islam setempat. Pewarna alami dari tumbuhan memberikan nuansa cerah khas batik pesisiran.
Batik Tanjungbumi kini menjadi incaran kolektor, karena setiap lembar mengandung nilai spiritual dan filosofi kehidupan masyarakat Madura yang tangguh serta religius.
BACA JUGA:Pulau Lemukutan, Surga Tropis Tenang di Ujung Kalimantan Barat
5. Kampung Batik Laweyan, Solo
Laweyan di Kota Surakarta dikenal sebagai kampung batik tertua di Indonesia. Sejarahnya telah tercatat sejak masa Kesultanan Pajang pada abad ke-15. Pada awal abad ke-20, kawasan ini menjadi pusat pergerakan ekonomi pribumi dengan lahirnya Sarekat Dagang Islam (SDI) yang dipimpin oleh KH. Samanhudi.
Kini, Laweyan menjadi destinasi wisata budaya yang hidup. Gang-gangnya dipenuhi rumah megah peninggalan juragan batik tempo dulu yang kini disulap menjadi butik, galeri, dan kafe estetik. Selain belajar membatik, wisatawan bisa berfoto di depan rumah bercorak arsitektur Jawa-Eropa yang klasik.
Menariknya, Laweyan juga menjadi pionir batik ramah lingkungan dengan sistem pengolahan limbah komunal sejak 2006 — bukti bahwa tradisi bisa berjalan beriringan dengan inovasi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




