Disway Awards

Taman Nasional Aketajawe-Lolobata, Surga Liar di Pulau Halmahera

Taman Nasional Aketajawe-Lolobata, Surga Liar di Pulau Halmahera

Taman Nasional Aketajawe - Foto instagram @lestarihutanku--

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Pulau Halmahera di Provinsi Maluku Utara menyimpan harta karun alam yang luar biasa, salah satunya adalah Taman Nasional Aketajawe-Lolobata. 

Dengan luas mencapai lebih dari 167 ribu hektar, kawasan konservasi ini menjadi rumah bagi beragam flora dan fauna endemik yang tidak ditemukan di tempat lain di dunia. 

Di balik rimbunnya hutan tropis dan aliran sungai yang jernih, kehidupan liar berkembang secara alami, menjadikan taman nasional ini sebagai salah satu kawasan konservasi paling penting dan menakjubkan di Indonesia.

Secara geografis, Taman Nasional Aketajawe-Lolobata terbentang di dua wilayah administratif, yakni Kabupaten Halmahera Tengah dan Halmahera Timur. 

BACA JUGA:Curug Cilember, Permata Alam Sejuk di Lereng Puncak Bogor

Kawasan ini terbagi menjadi dua bagian besar: Aketajawe di bagian barat dan Lolobata di sisi timur, keduanya dipenuhi oleh hutan hujan tropis yang lebat dan nyaris belum tersentuh aktivitas manusia modern. 

Udara sejuk, kelembapan tinggi, serta pepohonan raksasa yang menjulang tinggi menjadi ciri khas kawasan ini.

Untuk mencapai taman nasional ini, wisatawan biasanya memulai perjalanan dari Kota Ternate, yang memiliki akses penerbangan dari beberapa kota besar seperti Jakarta, Makassar, dan Ambon. 

Dari Ternate, perjalanan dilanjutkan menuju Pulau Halmahera menggunakan kapal atau pesawat perintis, kemudian diteruskan dengan kendaraan darat menuju area konservasi. 

BACA JUGA:Wisata Merauke: Keindahan Alam dan Budaya Papua Selatan

Meski memerlukan waktu tempuh yang panjang, perjalanan tersebut akan terbayar lunas dengan keindahan alam yang masih asli dan suasana hening jauh dari hiruk-pikuk perkotaan.

Taman Nasional Aketajawe-Lolobata dikenal memiliki kekayaan flora yang luar biasa. Di dalamnya tumbuh berbagai jenis pepohonan khas hutan tropis, seperti meranti (Shorea sp.), damar (Agathis sp.), serta deretan anggrek liar yang menambah keindahan alamnya. 

Hutan ini menjadi sumber kehidupan bagi banyak satwa yang bergantung pada ekosistemnya. Di beberapa wilayah pesisir, terdapat hutan bakau yang menjadi habitat penting bagi burung air, ikan, dan berbagai spesies serangga, sekaligus berfungsi menjaga kestabilan ekosistem pantai.

Selain vegetasinya yang kaya, taman nasional ini juga menjadi rumah bagi banyak satwa endemik. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: