Menara Siger: Ikon Kebanggaan dan Lambang Budaya di Lampung

BACA JUGA:Benteng Otanaha, Menapak Sejarah Kolonial Portugis di Tepi Danau Limboto

Hal ini menunjukkan keberagaman linguistik dan budaya yang ada dalam satu kesatuan masyarakat. 

Kerucut yang berada di tengah menara dibuat lebih besar dan lebih tinggi dari yang lain, menandai puncak mahkota sekaligus menjadi fokus visual dari menara ini. 

Detail tersebut mencerminkan bagaimana menara ini bukan hanya bangunan megah, tetapi juga karya seni yang penuh filosofi dan makna mendalam.

Menara Siger didesain oleh arsitek asli Lampung, Ir. H. Anshori Djausal M.T., yang menggabungkan keindahan estetika dengan kekuatan struktur bangunan. 

BACA JUGA:Pulau Karya, Surga Tersembunyi di Selatan Kepulauan Seribu

Menara ini dibangun menggunakan teknik konstruksi ferrocement, yaitu metode yang menggunakan rangka seperti jejaring laba-laba untuk memperkuat struktur tanpa menambah bobot secara signifikan. 

Teknik ini membuat Menara Siger tahan terhadap guncangan gempa dan terpaan angin kencang yang kerap melanda daerah pesisir. 

Dengan demikian, selain indah dipandang, menara ini juga sangat kokoh dan awet.

Tidak hanya dari sisi struktur, ornamen interior dan eksterior Menara Siger juga sarat dengan unsur budaya Lampung. 

BACA JUGA:Bisa Petik Stroberi Sendiri? Ini Lokasi Wisata di Tengah Perkebunan

Banyak ornamen di menara mengadopsi motif kain tapis, kain tradisional khas Lampung yang dikenal dengan keindahan dan kerumitannya. 

Kain tapis selama ini menjadi simbol status sosial dan seni yang dihormati masyarakat setempat. 

Melalui motif tapis yang dihadirkan dalam desain menara, pengunjung dapat merasakan kehangatan dan kekayaan budaya Lampung secara visual, menambah nilai estetika sekaligus edukasi budaya.

Menara Siger juga memiliki daya tarik wisata yang cukup besar. Bagi para pelancong yang menyeberang dari Pelabuhan Merak, menara ini akan terlihat dari kejauhan sebagai penanda bahwa mereka telah sampai di tanah Lampung. 

Sumber: