Jejak Kolonial di Kota Temanggung: Ingatan Sejarah di Kota Agraris
Salah satu bangunan kolonial yang masih bertahan adalah bekas rumah controleur yang kini digunakan sebagai sekolah dasar. - Foto Instagram@netherlandsindies--
BACA JUGA:Polresta Bandar Lampung Gelar Patroli Gabungan Skala Besar Jelang Nataru
Sistem Pemerintahan Kolonial dan Elite Lokal
Dalam sistem pemerintahan kolonial, kekuasaan dijalankan melalui dua jalur, yakni pemerintahan Eropa yang dipimpin pejabat Belanda dan pemerintahan pribumi yang dipimpin oleh bupati.
Para bupati tetap dipertahankan, tetapi kewenangannya diawasi ketat oleh pejabat kolonial yang dikenal sebagai controleur.
Pola ini memungkinkan pemerintah kolonial mengendalikan wilayah tanpa menghapus struktur tradisional yang telah mengakar di masyarakat.
BACA JUGA:Danantara dan BUMN Bergerak Bersama, Salurkan Bantuan Kemanusiaan untuk Aceh
Tata Kota Indis sebagai Jejak Kolonial
Jejak kolonial paling nyata terlihat dari tata kota Temanggung yang mengikuti pola Indis, yaitu perpaduan antara konsep tata kota Jawa dan Eropa.
Alun-alun berfungsi sebagai pusat kota dan dikelilingi bangunan penting seperti rumah bupati, masjid, penjara, serta kantor pejabat kolonial.
Seiring waktu, sebagian besar bangunan asli di kawasan ini hancur atau berubah fungsi akibat perang dan perkembangan kota.
BACA JUGA:Semarak 60 Tahun SMAN 2 Bandar Lampung, Gubernur Mirza Lepas Peserta SMANDA Fun Walk
Bangunan Kolonial yang Masih Bertahan
Salah satu bangunan kolonial yang masih bertahan adalah bekas rumah controleur yang kini difungsikan sebagai sekolah dasar. Bangunan ini mencerminkan arsitektur kolonial tropis dengan langit-langit tinggi, beranda luas, dan ventilasi besar.
Selain itu, terdapat rumah tinggal keluarga Lie, sebuah rumah Indis bergaya Empire yang dibangun pada abad ke-19 oleh saudagar tembakau Tionghoa.
Meski bergaya Eropa, rumah ini tetap mempertahankan unsur budaya Tionghoa, terutama keberadaan altar leluhur di ruang utama.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




