Rumah Adat Suku Besemah Sumatera Selatan: Warisan Arsitektur Sarat Makna Filosofis
Rumah adat Suku Besemah merupakan warisan budaya yang kaya akan nilai sejarah, filosofi, dan estetika. -Foto Instagram@pagaralam_rafproject-
BACA JUGA:Cara Cek Status KUR BRI 2025 Lewat Ponsel Menjelang Akhir Tahun
4. Ghumah Padu Ampagh
Ghumah padu ampagh merupakan bentuk rumah adat yang paling sederhana.
Dindingnya banyak menggunakan anyaman bambu, sementara rangkanya terbuat dari kayu.
Jenis rumah ini biasanya dimiliki oleh masyarakat dengan kondisi ekonomi lebih sederhana, namun tetap memenuhi fungsi utama sebagai tempat tinggal yang nyaman dan aman.
BACA JUGA:Pemkot Bandar Lampung Pastikan Stok Bahan Pokok Aman hingga Akhir 2025
Makna Filosofis di Balik Arsitektur
Setiap bagian rumah adat Suku Besemah mengandung makna filosofis yang mendalam. Pembagian ruang di dalam rumah mencerminkan tata krama dan hubungan sosial antaranggota keluarga maupun tamu.
Ruang depan biasanya digunakan untuk menerima tamu dan kegiatan adat, sedangkan bagian dalam lebih bersifat privat bagi keluarga.
Bentuk rumah yang kokoh dan seimbang melambangkan harapan akan kehidupan yang harmonis antara manusia, alam, dan Sang Pencipta. Sementara itu, penggunaan bahan alami mencerminkan sikap masyarakat Besemah yang menghargai alam dan tidak mengeksploitasinya secara berlebihan.
BACA JUGA:DPRD Bandar Lampung Tekankan Kualitas Infrastruktur, Drainase Jadi Sorotan
Pelestarian di Tengah Perubahan Zaman
Di tengah arus modernisasi, keberadaan rumah adat Suku Besemah menghadapi berbagai tantangan.
Banyak masyarakat yang mulai beralih ke rumah modern karena alasan praktis dan ekonomi.
Meski demikian, upaya pelestarian terus dilakukan, baik oleh masyarakat adat, pemerintah daerah, maupun pegiat budaya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





