Menembus Lorong Waktu di Desa Adat Bena, Flores

Menembus Lorong Waktu di Desa Adat Bena, Flores

Kampung Adat yang Menjadi Primadona Wisata Bena menjadi salah satu ikon wisata utama Kabupaten Ngada. Foto:Instagram@puspita_nagari--

BACA JUGA:Kain Gebeng: Warisan Tenun Khas Ogan Ilir yang Hampir Punah namun Bangkit Kembali

Akses Menuju Desa Bena

Untuk mencapai Desa Bena, pengunjung bisa berangkat dari Bajawa, ibu kota Kabupaten Ngada. Jaraknya sekitar 22 kilometer melalui jalan berkelok dan berbukit. Jika berangkat dari Labuan Bajo, perjalanan darat menuju Bajawa memakan waktu sekitar 7 hingga 8 jam.

Desa ini dibuka untuk umum setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 17.00 WITA. Tiket masuknya cukup terjangkau: Rp20.000 untuk wisatawan lokal dan Rp25.000 untuk wisatawan mancanegara. 

Sejak 2013, tarif ini diberlakukan sebagai sumber dana untuk merawat dan menjaga kelestarian kampung. Setiap pengunjung yang datang akan disambut dengan ramah, bahkan sering diberi selendang oleh tokoh adat sebagai tanda penghormatan.

BACA JUGA:Tari Sajojo: Sejarah, Makna, Keunikan, dan Properti Khas dari Papua

Kampung Adat yang Menjadi Primadona Wisata

Bena menjadi salah satu ikon wisata utama Kabupaten Ngada. Banyak wisatawan mancanegara, terutama dari Eropa seperti Jerman dan Italia, datang untuk melihat langsung keunikan budaya leluhur yang masih hidup. 

Tidak hanya menawarkan keindahan alam, Bena juga memberikan pengalaman budaya yang otentik dan mendalam.(*)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: