Jejak Musik Krumpyung, Nada Bambu dari Masa Majapahit
Musik krumpyung bukan hanya hiburan, melainkan jejak kreativitas nenek moyang dalam mengolah bambu menjadi alat musik bernada harmoni. -Foto Instagram@m8tluxx-
BACA JUGA:Tari Topeng Malang: Warisan Seni Majapahit yang Tetap Hidup hingga Kini
Kini, dua perusahaan ekspor di Yogyakarta dan Bali menampung hasil karya sanggar “Serambu” untuk dipasarkan ke luar negeri.
Selain krumpyung, Sumitro juga membuat alat musik bambu bertangga nada diatonik seperti angklung, calung, dan gambang, sehingga bisa digunakan untuk memainkan lagu-lagu modern.
Sayangnya, pesona musik krumpyung di kalangan muda semakin redup. Generasi sekarang lebih terpikat dengan irama pop, dangdut, atau campursari. Bagi mereka, musik bambu dianggap kuno dan kurang menarik.
Sumitro mengaku jarang menemukan anak muda yang ingin belajar memainkan krumpyung. Padahal, alat musik ini bisa digunakan untuk mengiringi lagu modern dengan biaya pertunjukan yang murah.
BACA JUGA:Sejarah Hubungan Madura dan Majapahit: Jejak di Petilasan Rato Ebhu, Sampang
Untuk tampil di wilayah Yogyakarta, misalnya, satu grup krumpyung hanya mematok harga sekitar satu juta rupiah.
Kini, di usianya yang tak muda lagi, Sumitro tetap bertahan hidup dari kerajinan alat musik bambu.
Dari keempat anaknya, semuanya bisa membuat dan memainkan krumpyung, tetapi belum ada jaminan apakah generasi berikutnya akan melanjutkannya.
Musik krumpyung bukan hanya hiburan, melainkan jejak kreativitas nenek moyang dalam mengolah bambu menjadi alat musik bernada harmoni.
BACA JUGA:Prasasti Batu Tulis Desa Wangkal: Saksi Bisu Kejayaan Majapahit di Probolinggo
Suara lembutnya mengingatkan kita bahwa budaya lokal menyimpan nilai dan keindahan yang tak kalah dari musik modern.
Namun, tanpa penerus, musik bambu ini bisa benar-benar hilang. Di tengah derasnya arus globalisasi, krumpyung membutuhkan generasi baru yang mau belajar, mencintai, dan menghidupkannya kembali.
Karena di setiap dentingan bambu, tersimpan kisah panjang tentang kecerdasan dan keindahan budaya Indonesia yang tak boleh padam.(*)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





