Tradisi Mappatabe: Warisan Kesopanan dari Bugis-Makassar
Tradisi Mappatabe adalah warisan budaya Bugis-Makassar yang kaya makna.-foto instagram@rezkimulfiati02-
MEDIALAMPUNG.CO.ID - Indonesia memiliki ribuan tradisi yang lahir dari berbagai daerah, masing-masing dengan ciri khas dan makna mendalam.
Salah satunya adalah Mappatabe, sebuah kebiasaan masyarakat Bugis-Makassar di Sulawesi Selatan yang menekankan pentingnya sopan santun dan penghormatan terhadap orang lain.
Walaupun terlihat sederhana, tradisi ini menyimpan nilai-nilai luhur yang masih relevan hingga sekarang.
BACA JUGA:Tradisi Pacu Jalur Mendunia: Sejarah dan Maknanya bagi Masyarakat Riau
Makna dan Filosofi Mappatabe
Secara bahasa, mappatabe berarti memohon izin atau permisi. Kata ini biasanya diucapkan sebagai tanda kerendahan hati ketika seseorang hendak melewati, memasuki, atau melakukan sesuatu yang berkaitan dengan orang lain.
Tidak hanya sekadar kata, tabe mencerminkan penghormatan yang dalam.
Ada tiga nilai utama yang terkandung dalam Mappatabe. Pertama, sopan santun, yaitu menempatkan diri secara pantas di hadapan sesama.
Kedua, tata krama, yakni menjaga perilaku agar sesuai dengan adat dan kebiasaan masyarakat. Ketiga, kebersamaan, karena dengan saling menghormati, kehidupan sosial bisa berjalan harmonis.
BACA JUGA:Padusan di Boyolali: Ritual Penyucian Diri Menyambut Ramadan
Praktik Sehari-hari
Tradisi Mappatabe hadir dalam berbagai momen kehidupan sehari-hari masyarakat Bugis-Makassar. Seorang anak muda, misalnya, ketika melewati orang tua akan mengucapkan “tabe” sambil sedikit menundukkan badan. Sikap ini melambangkan penghormatan kepada orang yang lebih dituakan.
Ketika ada acara resmi atau upacara adat, kata tabe sering diucapkan sebelum menyampaikan pendapat atau maksud tertentu. Hal ini menegaskan bahwa seseorang menghargai kehadiran orang lain sebelum dirinya berbicara.
Bahkan saat memasuki rumah tetangga atau kerabat, meskipun pintu dibiarkan terbuka, orang tetap mengucapkan tabe dari depan. Ucapan ini menandakan bahwa ia datang dengan niat baik, bukan hendak melanggar privasi pemilik rumah.
BACA JUGA:Tradisi Apeman di Yogyakarta: Simbol Syukur dan Pelestarian Budaya
Nilai-Nilai yang Tersirat
Tradisi Mappatabe tidak hanya menekankan etika sosial, tetapi juga memiliki makna filosofis yang mendalam.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




