Disway Awards

Grebeg Syawal, Tradisi Budaya Penuh Syukur di Yogyakarta

Grebeg Syawal, Tradisi Budaya Penuh Syukur di Yogyakarta

Grebeg Syawal merupakan cerminan keindahan perpaduan agama, budaya, serta kehidupan sosial. - Foto:[email protected] --

BACA JUGA:Rekomendasi Jam Tangan Swiss Terbaru Untuk Tampil Elegan

Semua itu mencerminkan kesuburan tanah Jawa serta melambangkan rezeki yang harus disyukuri bersama.

Keraton Yogyakarta biasanya menyiapkan berbagai jenis gunungan dengan fungsi yang berbeda, antara lain:

  • Gunungan Lanang, berbentuk tegak sebagai simbol kekuatan dan ketegasan.
  • Gunungan Wadon, lebih halus susunannya sebagai lambang kelembutan.
  • Gunungan Gepak, berisi makanan matang siap saji.
  • Gunungan Dharat, dipenuhi makanan kering dan jajanan pasar.
  • Gunungan Pawuhan, disediakan khusus bagi abdi dalem keraton.

Setiap gunungan membawa pesan tersendiri, tetapi semuanya bermuara pada nilai syukur dan doa untuk kesejahteraan rakyat.

BACA JUGA:Yuri Agustina Resmi Dilantik Jadi Kepala Biro Kesra Lampung

Rangkaian Prosesi Grebeg Syawal

Acara dimulai di Keraton Yogyakarta. Gunungan diangkat keluar dari keraton serta diarak menuju Masjid Gedhe Kauman. Prosesi arak-arakan berlangsung meriah dengan iringan prajurit keraton yang mengenakan busana tradisional lengkap, lengkap dengan senjata khas. Kehadiran prajurit menambah kesan megah sekaligus sakral pada perayaan ini.

Sesampainya di masjid, gunungan disambut doa bersama yang dipimpin para ulama. Setelah itu gunungan akan dibagikan kepada masyarakat. Momen tersebut dikenal dengan istilah rebutan gunungan. 

Masyarakat percaya bahwa siapa pun yang berhasil mendapatkan bagian dari gunungan akan memperoleh keberkahan, baik berupa keselamatan, rezeki, maupun kemudahan dalam hidup.

BACA JUGA:Pemprov Lampung Akui Belanja Pegawai Lampaui Batas, Siapkan Langkah Rasionalisasi

Nilai Sosial dan Spiritual

Grebeg Syawal mengandung banyak pesan penting. Dari sisi sosial, perayaan ini mempererat hubungan antara keraton dengan rakyat. Dengan membagikan hasil bumi, keraton menunjukkan kepedulian kepada masyarakat. Di sisi lain, rakyat merasakan kehadiran pemimpinnya secara langsung, sehingga tercipta rasa kedekatan dan persatuan.

Secara spiritual, gunungan adalah simbol rasa syukur kepada Tuhan atas limpahan rezeki. Tradisi rebutan menjadi pengingat bahwa rezeki berasal dari Tuhan dan harus dibagi dengan sesama. 

Pesan moral yang dapat diambil adalah pentingnya berbagi, menjaga keharmonisan dengan alam, serta hidup berdampingan dalam kebersamaan.

BACA JUGA:8 Mobil Listrik Terbaik untuk Pemula: Dari City Car sampai Mini SUV

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: