Tatung di Singkawang: Ritual Magis dan Pesona Budaya Cap Go Meh

Tatung di Singkawang: Ritual Magis dan Pesona Budaya Cap Go Meh

Perayaan Cap Go Meh dengan kehadiran Tatung bukan sekadar pesta rakyat, melainkan sebuah ritual penuh makna yang mempersatukan masyarakat dalam kebersamaan dan rasa syukur. - Foto: Instagram@angoputry--

MEDIALAMPUNG.CO.ID – Indonesia dikenal sebagai negeri dengan kekayaan tradisi budaya yang memikat dunia. 

Salah satu yang paling ikonik adalah Tatung di Kota Singkawang, Kalimantan Barat.

Ritual sakral ini menjadi bagian utama perayaan Cap Go Meh, hari ke-15 setelah Tahun Baru Imlek. 

Keunikan Tatung terletak pada atraksi ekstrem para peserta yang berada dalam kondisi trance, kebal terhadap luka, dan diyakini memiliki kekuatan supranatural.

BACA JUGA:Cara Memilih Melon Super Manis Tanpa Harus Membelah Kulitnya

Asal Usul dan Makna Tatung

Dalam bahasa Hakka, “Tatung” berarti seseorang yang tubuhnya menjadi medium bagi roh atau dewa. Bagi masyarakat Tionghoa Hakka di Singkawang, Tatung adalah penghubung dunia manusia dengan roh leluhur atau dewa pelindung. 

Saat kerasukan, mereka diyakini kebal senjata tajam dan memiliki kemampuan di luar batas manusia biasa.

Tradisi ini lahir dari perpaduan budaya Tionghoa, Dayak, dan Melayu. Dulu, Singkawang pernah dilanda wabah yang diyakini akibat roh jahat. Melalui ritual khusus, roh pelindung dipanggil untuk mengusirnya. Sejak itu, Tatung menjadi tradisi tahunan yang diwariskan lintas generasi.

BACA JUGA:Nilai Jual Supercar Cepat Anjlok, Ini Alasan dan Pengecualiannya

Tahapan Ritual Tatung

Sehari sebelum parade, para calon Tatung menjalani puasa atau pantangan tertentu sebagai penyucian diri. 

Pada hari perayaan, mereka mengenakan busana adat berwarna cerah, dihiasi motif pelindung, dan riasan wajah mencolok.

Ritual dimulai dengan doa dan mantra, lalu para Tatung memasuki kondisi trance—tanda roh pelindung memasuki tubuh mereka. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: