Musikal Calon Arang: Teater Keliling Bawa Cerita Rakyat Bali ke Lima Kota
Melalui pertunjukan Musikal Calon Arang, Teater Keliling menunjukkan bahwa kisah-kisah lama dari masa lalu masih memiliki tempat di hati masyarakat masa kini, asalkan dikemas dengan cara yang sesuai zaman. Foto:[email protected] --
BACA JUGA:Kasus Beras Premium Palsu Terbongkar, 3 Petinggi PT FS Jadi Tersangka
Tujuannya bukan hanya untuk memudahkan pelaksanaan pertunjukan, tetapi juga melibatkan generasi muda setempat dalam proses kreatif.
Misalnya di Blitar, mereka bekerja sama dengan berbagai kelompok seperti: komunitas kebaya, perpustakaan Bung Karno, serta sejumlah sanggar teater.
Di Banyuwangi, dukungan datang dari dinas kebudayaan dan kelompok teater lokal. Di Bali, keterlibatan datang dari mahasiswa, pelaku seni, hingga kelompok studi teater di universitas setempat.
Kolaborasi semacam ini memberi ruang belajar langsung bagi anak muda tentang produksi teater, kerja tim, dan pentingnya melestarikan cerita rakyat sebagai identitas bangsa.
BACA JUGA:Pemprov Lampung Gratiskan Balik Nama Kendaraan dari Luar Daerah
Teater Keliling merupakan kelompok seni yang telah berdiri sejak tahun 1974. Selama puluhan tahun, mereka telah mementaskan ribuan pertunjukan, tidak hanya di berbagai daerah di Indonesia, tapi juga hingga ke luar negeri.
Misi mereka adalah membentuk karakter bangsa melalui seni, serta memperkuat pendidikan budaya lewat pertunjukan yang inspiratif.
Mereka juga aktif menyelenggarakan pelatihan dan program pengembangan untuk komunitas teater di berbagai wilayah.
Program ini membekali peserta dengan keterampilan produksi pertunjukan dan nilai-nilai seperti kerja kolektif, disiplin, dan kreativitas.
BACA JUGA:Dapatkan Hadiah Saldo DANA Gratis, Selesaikan 4 Misinya Sambil Rebahan!
Proyek Musikal Calon Arang ini mendapat dukungan penuh dari Bakti Budaya Djarum Foundation. Lembaga ini sejak lama aktif dalam pelestarian budaya, mendukung berbagai kegiatan seni dan budaya di seluruh Indonesia.
Salah satu bentuk komitmennya adalah menyediakan ruang seni publik seperti Galeri Indonesia Kaya di Jakarta serta Taman Indonesia Kaya di Semarang, yang dapat diakses masyarakat secara gratis.
Selain mendukung seni pertunjukan, mereka juga melaksanakan program pemberdayaan ekonomi berbasis budaya, seperti pelatihan membatik untuk masyarakat di Kudus.
Langkah tersebut bertujuan agar warisan budaya seperti batik tetap lestari dan juga dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





