Upacara Adat Bengkulu yang Masih Bertahan Hingga Kini

Upacara Adat Bengkulu yang Masih Bertahan Hingga Kini

Bengkulu adalah salah satu provinsi di Indonesia yang masih memiliki dan mempertahankan berbagai bentuk upacara adat yang sarat makna. - Foto: Instagram@visitbengkulu--

BACA JUGA:Apakah Tilang Elektronik Berlaku untuk Pejalan Kaki? Ini Faktanya!

3. Tabot

Tabot adalah salah satu tradisi terbesar di Bengkulu yang menjadi simbol warisan budaya daerah. Upacara ini biasa diadakan pada bulan Muharram dalam kalender Hijriah. Tabot tidak hanya bersifat keagamaan, tetapi juga budaya karena telah menjadi bagian dari identitas masyarakat setempat.

Rangkaian acara Tabot berlangsung selama beberapa hari, dimulai dari pengambilan tanah, pembuatan bangunan simbolik berbentuk tabot, hingga arak-arakan keliling kota dan pelepasan simbol ke laut. Selama festival ini berlangsung, suasana kota menjadi semarak dengan berbagai atraksi seni, pawai, dan bazar.

Selain mengenang nilai-nilai sejarah, pelaksanaan Tabot juga menjadi sarana hiburan rakyat, promosi budaya lokal, serta memperkuat solidaritas antarkomunitas.

BACA JUGA:Mengenal Pakaian Adat Bengkulu dan Perlengkapannya

4. Kedurai Agung

Kedurai Agung adalah upacara adat yang bersifat besar dan sakral. Tradisi ini umumnya dilakukan oleh masyarakat Suku Rejang sebagai bentuk penghormatan kepada roh leluhur. Masyarakat percaya bahwa dengan mengadakan Kedurai Agung, mereka bisa mendapatkan perlindungan dan berkah dari arwah nenek moyang.

Pelaksanaan upacara ini melibatkan penyajian sesajen berupa hasil bumi, makanan tradisional, dan simbol-simbol adat lainnya. Ritual ini biasanya diadakan di lokasi yang dianggap suci atau memiliki nilai sejarah dalam komunitas adat tersebut. Selain ritual spiritual, upacara ini juga sering diramaikan dengan pertunjukan kesenian khas daerah.

Kedurai Agung menunjukkan bahwa masyarakat Bengkulu masih memiliki ikatan kuat dengan nilai-nilai adat dan spiritualitas yang diwariskan oleh para pendahulu mereka.

BACA JUGA:Rumah Adat Bengkulu: Bubungan Lima dan Makna Budayanya

5. Tradisi Lain yang Mulai Pudar

Selain empat tradisi utama di atas, Bengkulu sebenarnya memiliki banyak upacara adat lainnya yang kini mulai jarang dilakukan. Beberapa contohnya adalah ritual Tepung Tawar, Berumei, dan Nyelameti Kebun. Meskipun dulunya sering diadakan, kini upacara-upacara tersebut mulai memudar karena pengaruh modernisasi dan kurangnya regenerasi.

Tradisi Tepung Tawar, misalnya, biasanya dilakukan untuk menolak bala atau sebagai bentuk permohonan keselamatan. Sedangkan Berumei dan Nyelameti Kebun lebih berkaitan dengan siklus pertanian dan pengelolaan lahan. 

Meskipun sudah tidak sepopuler dulu, makna dari tradisi-tradisi tersebut tetap penting untuk dikenali dan dihargai oleh generasi masa kini.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: