Upacara Adat Bengkulu yang Masih Bertahan Hingga Kini

Upacara Adat Bengkulu yang Masih Bertahan Hingga Kini

Bengkulu adalah salah satu provinsi di Indonesia yang masih memiliki dan mempertahankan berbagai bentuk upacara adat yang sarat makna. - Foto: Instagram@visitbengkulu--

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Provinsi Bengkulu memiliki kekayaan budaya yang masih terjaga dengan baik hingga saat ini. 

Salah satu wujud kekayaan tersebut adalah berbagai upacara adat yang dilaksanakan secara turun-temurun. 

Tradisi ini mencerminkan kehidupan masyarakat yang sangat menghargai nilai-nilai leluhur, kebersamaan, serta hubungan manusia dengan alam dan Sang Pencipta.

Berikut ini adalah beberapa upacara adat khas Bengkulu yang masih dipertahankan oleh masyarakat dan memiliki makna mendalam di dalam kehidupan sosial dan budaya mereka.

BACA JUGA:Rupiah Tertekan, Dolar di Pasar Luar Negeri Tembus Rp16.300

1. Sedekah Rame

Upacara adat ini merupakan bentuk syukur kepada Tuhan atas segala limpahan rezeki dan keselamatan yang diterima oleh masyarakat. Sedekah Rame biasanya dilangsungkan di wilayah tertentu, seperti Batu Urip. Tradisi ini tidak hanya bersifat spiritual, tetapi juga menjadi sarana mempererat tali silaturahmi antarkeluarga dan tetangga.

Pelaksanaan Sedekah Rame biasanya dipimpin oleh orang tertentu yang berasal dari garis keturunan yang memiliki hak memimpin prosesi. 

Acara ini biasanya diisi dengan doa bersama, makan bersama, serta pembagian makanan atau hasil bumi kepada warga sekitar. Nilai-nilai seperti berbagi, bersyukur, dan gotong royong sangat kental dalam pelaksanaan upacara ini.

BACA JUGA:5 Anak Selebriti Lolos PTN 2025, Universitas Indonesia Jadi Pilihan Favorit

2. Semgoa Pai

Semgoa Pai merupakan salah satu upacara adat yang berasal dari masyarakat Rejang di daerah Kepahiang. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap tanaman padi, yang merupakan sumber kehidupan utama masyarakat agraris.

Upacara ini dilangsungkan selama tiga hari. Pada hari pertama, masyarakat menyiapkan sesajen yang akan digunakan dalam prosesi. Hari kedua biasanya ditandai dengan pemilinan padi yang kemudian diikat dan digantung menggunakan tiga benang, dilakukan oleh perempuan tua pemilik ladang. Hal ini menjadi simbol dari penghormatan dan perlindungan terhadap hasil panen.

Selain sebagai ritual pertanian, Semgoa Pai juga mengajarkan tentang pentingnya menjaga hubungan harmonis antara manusia dan alam.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: