Pemerintah Wacanakan Diversifikasi Sumber Impor BBM, Tak Lagi Bergantung pada Singapura

Pemerintah Wacanakan Diversifikasi Sumber Impor BBM, Tak Lagi Bergantung pada Singapura

Kapal Tanker BBM. - Foto Freepik--

BACA JUGA:Waktu Tunggu Xiaomi YU7 Capai 60 Minggu, Konsumen Ramai-Ramai Protes

Meski demikian, pemerintah menegaskan bahwa penurunan volume impor dari negara tersebut akan dilakukan secara perlahan, dimulai dari pengurangan hingga 50 persen dengan target jangka panjang mencapai nol persen jika memungkinkan.

Selain pertimbangan harga, pengalihan impor ke Amerika Serikat juga dilatarbelakangi oleh kesepakatan dagang antara kedua negara. 

Sebagai bagian dari negosiasi, Indonesia menawarkan pembelian produk energi dari Amerika seperti BBM, minyak mentah (crude), dan gas cair (LPG). 

Langkah ini juga bertujuan untuk menghindari potensi pemberlakuan tarif resiprokal dari pemerintah AS.

BACA JUGA:Hadapi Gempuran Mobil Listrik China, Mazda Bawa Dua SUV Baru ke GIIAS 2025

Sebagai informasi, Indonesia masih tercatat sebagai salah satu importir BBM terbesar di kawasan Asia Pasifik, khususnya untuk jenis bensin (gasoline). 

Berdasarkan data dari Argus Media dan Global Trade Tax (GTT), rekor tertinggi impor bensin terjadi pada Desember 2024, yakni mencapai 475.000 barel per hari. 

Angka tersebut melonjak drastis dibandingkan bulan sebelumnya dan tahun sebelumnya, yang menunjukkan peningkatan permintaan yang signifikan.

Singapura tetap menjadi pemasok utama dengan kontribusi sebesar 279.000 barel per hari pada bulan tersebut, disusul oleh Malaysia sebanyak 97.000 barel per hari. 

BACA JUGA:Patroli Tol Bakter Gagalkan Penyelundupan 4 Kg Ganja di Dalam Bus

Lonjakan permintaan ini diduga berkaitan dengan upaya pemerintah dalam mengalihkan konsumsi masyarakat ke bahan bakar beroktan lebih tinggi seperti RON 92, sebagai bagian dari kebijakan pembatasan distribusi BBM bersubsidi beroktan rendah (RON 90) agar tepat sasaran secara ekonomi.

Dengan langkah-langkah strategis yang sedang disiapkan, pemerintah berharap dapat membangun sistem pengadaan energi yang lebih efisien, terdiversifikasi, dan berdaya saing di masa depan, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap satu sumber pasokan yang selama ini mendominasi pasar domestik. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: