Indonesia Percepat Target Pembangunan PLTN, Rusia Jadi Pilihan Teknologi

PLTN dianggap solusi energi murah dan bersih-Ilustrasi: Freepik.com-
MEDIALAMPUNG.CO.ID – Bloomberg Technoz Pemerintah Indonesia terus mendorong percepatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sebagai bagian dari strategi transisi energi nasional.
Rencana awal yang semula menargetkan operasional PLTN pada 2039 kini dimajukan menjadi tahun 2030, bahkan lebih cepat dari target komersialisasi 2032.
Salah satu suara dari kalangan industri energi, Hadi Ismoyo yang menjabat sebagai Direktur Utama PT Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC), menilai bahwa pemanfaatan teknologi nuklir dari Rusia dapat menjadi langkah strategis dalam mewujudkan rencana ambisius tersebut.
Dalam pandangannya, Rusia memiliki rekam jejak panjang dan kapabilitas kuat di bidang teknologi nuklir, sehingga menjadi mitra potensial bagi Indonesia.
Hadi juga menggarisbawahi jika PLTN telah masuk dalam konsep blueprint neraca energi nasional sebagai bagian penting dari bauran energi masa depan.
Oleh karena itu menjajaki kerja sama teknologi dengan Rusia dinilai sebagai opsi yang layak dipertimbangkan secara serius.
Berdasarkan data dari Rosatom, perusahaan energi nuklir Rusia, pada tahun 2020 negara tersebut telah memproduksi energi nuklir sebesar 215.746 TWh.
Selain itu, kapasitas terpasang reaktor nuklir di Rusia telah mencapai 29,4 GW, menjadikan mereka salah satu produsen energi nuklir terbesar di dunia.
BACA JUGA:Transaksi Rp423 Triliun, AgenBRILink Jadi Ujung Tombak Layanan BRI
Investasi Rusia dan Agenda Pemerintah
Langkah nyata pemerintah menjajaki teknologi nuklir Rusia terlihat dalam pembahasan serius saat Sidang Komisi Bersama ke-13 Indonesia dan Rusia yang digelar di Jakarta pada pertengahan April 2025 dan dalam pertemuan tersebut, investasi Rusia dalam proyek PLTN Indonesia menjadi agenda utama.
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana, mengakui bahwa minat Rusia terhadap investasi nuklir di Indonesia telah berlangsung cukup lama.
Namun, ia menegaskan bahwa pemerintah perlu melakukan kajian menyeluruh, terutama dari sisi regulasi dan aspek teknis lainnya, mengingat pengembangan PLTN memerlukan perencanaan jangka panjang dan kehati-hatian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: