Tradisi Rokok Jontal: Terbuat Daun Lontar yang Hidup di Pulau Sumbawa

Tradisi Rokok Jontal: Terbuat Daun Lontar yang Hidup di Pulau Sumbawa

Rokok jontal lebih dari sekadar batang rokok daun lontar merupakan lambang kemandirian, budaya agraris, dan ikatan kuat antara manusia dan lingkungan. Foto: Instagram@insidesumbawa_--

BACA JUGA:Telur Ceplok Bumbu Kecap: Hidangan Simpel yang Selalu Jadi Favorit

Rokok jontal masih bertahan karena nilai tradisi, tapi potensinya belum dikelola secara luas. Peluang muncul ketika dipadupadankan dengan kegiatan pariwisata budaya. 

Acara-acara seperti festival desa atau bazar kerajinan membuat rokok jontal bisa dikenal oleh wisatawan dan peneliti budaya.

Jika didukung oleh pemerintah daerah, rokok ini bisa diberi brand lokal sebagai suvenir budaya, bukan sekadar barang konsumsi. 

Edukasi tentang proses dan filosofi dibaliknya, bisa memperkaya pengalaman wisatawan, sekaligus memberi nilai tambah terhadap produk lokal.

 

Meski punya keunikan, rokok jontal menghadapi berbagai tantangan. Arus modernisasi dan ketersediaan rokok pabrikan membuat generasi muda cenderung meninggalkan kebiasaan ini. 

Selain itu, efektivitas dari segi waktu dan kepraktisan membuat rokok pabrikan menjadi pilihan utama.

Tanpa strategi pelestarian aktif, tradisi ini punya risiko terlupakan. Namun jika dilengkapi dengan dukungan komunitas budaya, riset akademis, promosi pariwisata, dan kebijakan lokal, rokok jontal dapat terus hidup sebagai warisan budaya yang hidup.

Rokok jontal lebih dari sekadar batang rokok daun lontar: ia merupakan lambang kemandirian, budaya agraris, dan ikatan kuat antara manusia dan lingkungan. 

 

Dari sehelai daun lontar dan tembakau lokal, tumbuh sebuah jati diri yang membedakan orang Sumbawa dari masyarakat lainnya.

Melalui penghargaan dan pelestarian, rokok jontal memiliki potensi berkembang sebagai aset budaya dan ekonomi. 

Pada akhirnya, warisan sederhana ini bisa berperan penting dalam mempertahankan keanekaragaman budaya Indonesia, serta menunjukkan kepada dunia bahwa tradisi lokal dapat berdampingan dengan kemajuan zaman.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: