Perujak: Tradisi Penguat Gigi dari Sumbawa yang Sarat Makna Budaya

Perujak: Tradisi Penguat Gigi dari Sumbawa yang Sarat Makna Budaya

Tradisi perujak dari Sumbawa adalah warisan budaya yang menunjukkan bagaimana masyarakat lokal memanfaatkan bahan alam untuk menjaga kesehatan, sekaligus memperkuat nilai-nilai sosial dan budaya. Foto: Instagram@insidesumbawa--

MEDIALAMPUNG.CO.ID   -Di pelosok Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, hidup sebuah tradisi yang diwariskan turun-temurun oleh para perempuan desa. 

Tradisi ini dikenal dengan nama Perujak, yaitu kegiatan mengunyah ramuan dari bahan-bahan alami yang dipercaya dapat memperkuat gigi dan menjaga kesehatan mulut. 

Meskipun tampak sederhana, kebiasaan ini sarat dengan nilai budaya dan filosofi hidup masyarakat setempat.

Perujak adalah merupakan praktik tradisional yang dilakukan dengan cara mencampur tiga bahan utama yakni buah pinang muda, kapur sirih, dan juga gambir. 

BACA JUGA:Tari Periri Sesamungan: Merupakan Simbol Perdamaian dan Harmoni dari Nusa Tenggara Barat

Ketiga bahan ini ditumbuk atau dicampur hingga merata, kemudian dikunyah oleh para perempuan yang biasa disebut pajula.

Ramuan perujak dikunyah dalam waktu tertentu, biasanya setelah makan atau saat waktu senggang. 

Proses ini dipercaya tidak hanya membersihkan gigi dan mulut, tetapi juga menguatkan gusi, mencegah sakit gigi, dan menjaga kesegaran nafas.

Tradisi ini bukanlah hal yang asing bagi masyarakat pedalaman Sumbawa. Banyak perempuan lanjut usia masih setia menjalankannya, dan mereka menganggapnya sebagai bagian penting dari kehidupan sehari-hari.

BACA JUGA:Batik Sasambo: Simbol Harmoni dari Tiga Etnis NTB

Bahan-bahan yang digunakan dalam perujak sangat mudah ditemukan di lingkungan sekitar. Buah pinang muda memberikan sensasi sepat yang khas. 

Kapur sirih yang berwarna putih berfungsi sebagai pelengkap dan campuran untuk mengaktifkan zat dalam pinang, sedangkan gambir memberikan rasa getir yang khas.

Setelah bahan-bahan ini dicampur, pajula akan mengunyahnya selama beberapa menit. 

Cairan hasil kunyahan akan berwarna merah kecokelatan, dan terkadang disemburkan atau dibuang setelah dikunyah cukup lama. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: