Menyepi di Laut Mati Rote: Keheningan yang Menyentuh Jiwa

Suasana di Laut Mati Rote / Foto --- instagram @ikattenunetniku--
BACA JUGA:Lembah Anai: Pesona Alam di Tengah Jalur Padang–Bukittinggi
Hal ini berdasarkan pengamatan masyarakat sekitar yang kerap melihat ikan-ikan dengan ciri khas air tawar berenang bebas di dalamnya.
Letaknya pun hanya sekitar satu kilometer dari laut terbuka, menjadikan danau ini sebagai kawasan transisi yang menarik dari segi ekologi.
Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi danau ini, perjalanan dimulai dari Kota Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Dari Kupang, tersedia dua pilihan jalur untuk menuju Pulau Rote, yakni melalui udara dan laut.
BACA JUGA:Pantai Kuta, Jejak Sejarah di Ujung Selatan Bali
Untuk jalur udara, tersedia penerbangan dari Bandara El Tari Kupang ke Bandara Lekunik di Pulau Rote.
Maskapai seperti Trans Nusa dan Susi Air melayani rute ini dengan tarif tiket sekitar Rp200.000 hingga Rp300.000 sekali jalan.
Penerbangan biasanya tersedia tiga kali dalam seminggu, tergantung pada kondisi cuaca dan jadwal operasional maskapai.
Jika memilih perjalanan laut, ada dua jenis kapal yang dapat digunakan, yaitu kapal ferry dan kapal cepat.
BACA JUGA:Riam Dait: Keindahan Air Terjun Bertingkat di Ujung Utara Kalimantan Barat
Kapal ferry berangkat dari Pelabuhan Bolok, Kupang, setiap pukul 08.00 WITA dan menempuh perjalanan sekitar 3 hingga 4 jam menuju Pelabuhan Pantai Baru di Rote.
Sementara kapal cepat berangkat dari Pelabuhan Tenau pada jam yang sama, dengan waktu tempuh sekitar 1,5 hingga 2 jam, tergantung kondisi laut.
Sesampainya di Pelabuhan Pantai Baru, perjalanan darat dilanjutkan menuju Kota Ba’a selama kurang lebih 45 menit.
Kota Ba’a merupakan pusat aktivitas masyarakat di Pulau Rote, dan dari sana perjalanan menuju Laut Mati Rote dapat dilanjutkan dengan kendaraan bermotor selama sekitar 90 menit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: