Evaluasi Pilkada 2024, Rendahnya Partisipasi Pemilih di Lampung Jadi Sorotan

Evaluasi Pilkada 2024, Rendahnya Partisipasi Pemilih di Lampung Jadi Sorotan

--

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Lampung baru saja menggelar Focus Group Discussion (FGD) guna mengevaluasi pelaksanaan Pilkada 2024. 

Diskusi ini melibatkan seluruh jajaran KPU kabupaten/kota di Lampung dan bertujuan untuk mengidentifikasi tantangan yang muncul selama proses pemilihan berlangsung. 

Salah satu sorotan utama dalam evaluasi ini adalah rendahnya partisipasi pemilih, yang masih jauh dari target nasional.

Direktur Eksekutif Sindikasi Pemilu dan Demokrasi, Erik Kurniawan, mengungkapkan bahwa kualitas demokrasi di Indonesia mengalami kemunduran dalam beberapa dekade terakhir. 

BACA JUGA:Hari Pertama Ngantor, Mirza-Jihan Bahas Perbaikan Infrastruktur dan Teruskan MBG

Menurutnya, data hasil pemilu menunjukkan bahwa Indonesia kini bergerak menuju rezim hibrida, di mana sistem pemerintahan menggabungkan elemen demokrasi dan otoritarianisme.

Dalam konteks Pilkada 2024 di Lampung, partisipasi pemilih hanya mencapai 65,55 persen, masih di bawah target nasional sebesar 77,5 persen. 

Bahkan, jumlah suara tidak sah mencapai 6,55 persen, melebihi batas toleransi 4 persen. 

Dari 15 kabupaten/kota di Lampung, tidak satu pun yang masuk dalam kategori baik dalam partisipasi pemilih.

BACA JUGA:Tancap Gas di Hari Pertama Kerja! Radityo Egi Sidak Pasar Natar

Dari seluruh daerah di Lampung, hanya Kabupaten Pesisir Barat yang berhasil mencapai target nasional dengan tingkat partisipasi 77,5 persen.

Namun, angka suara tidak sah di kabupaten ini masih cukup tinggi, mencapai 4,43 persen. 

Sementara itu, 14 kabupaten/kota lainnya masuk dalam kategori kurang dalam hal partisipasi pemilih.

Rendahnya minat masyarakat untuk memberikan suara dalam Pilkada diduga berkaitan dengan minimnya persaingan politik serta terbatasnya pilihan kandidat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: