Semakin Buruk, Jalan Liwa-OKU Selatan Berubah Jadi Sungai Saat Hujan
Saat diguyur hujan lebat, air meluap hingga masuk ke jalan--
LAMBAR, MEDIALAMPUNG.CO.ID - Ruas jalan provinsi, pengubung Liwa-OKU Selatan tepatnya berlokasi di kawasan Hutan Lindung (HL) Register 46B Pekon Bandar Baru, Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat berubah menjadi sungai saat diguyur hujan.
Kondisi itu semakin memperburuk kerusakan jalan yang sudah berulang kali dikeluhkan pengguna jalan, sementara Pemerintah Provinsi Lampung terkesan tutup mata dengan kondisi yang terjadi.
Terpantau pada Sabtu 3 Agustus 2024, saat dilanda hujan deras, akses jalan penghubung antara Kabupaten Lampung Barat dengan Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) itu berubah menjadi sungai. Kondisi itu membuat arus lalu lintas terganggu.
Pajri (38) salah satu pengguna jalan mengatakan, sejak dua bulan terakhir, jalan yang berstatus jalan Provinsi ini semakin hari kondisinya kian memburuk. Terlebih saat musim hujan.
BACA JUGA:Kolaborasi Disway dan B-Universe: Sinergi Baru di Industri Media untuk Menghadapi Tantangan Zaman
"Selain kondisi yang memang sudah rusak, kalau hujan jalan ini berubah menjadi sungai. Pengendara dibuat was-was saat melintas. Kondisi ini terkesan ada pembiaran dari pemerintah, karena sudah bertahun-tahun belum juga ditanggulangi," kata Pajri saat ditemui di sela-sela antrian melintas.
Dia menyebut, tidak adanya perawatan bahu jalan dan saluran drainase menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir.
Hal itu terlihat dari tumbuh suburnya tanaman liar yang membelukar hingga menutupi saluran drainase di sepanjang jalan tersebut.
"Seluruh drainase nyaris tidak berfungsi karena tertutup semak belukar, jadi saat diguyur hujan lebat, air meluap hingga masuk ke jalan. Hal tersebut mengakibatkan jalan semakin memburuk, bak sungai," kata dia.
BACA JUGA:dr Zaidul Akbar Sarankan Makan Ini Untuk Cegah Penyakit pada Anak
BACA JUGA:Banjir Rezeki Jelang Hut RI, Bagi KPM Golongan Ini Bantuan sampai Barang
Pihaknya berharap, pemerintah tidak tutup mata atas jeritan masyarakat di wilayah tersebut.
“Kami sudah bertahun-tahun menderita, entah itu musim kemarau apalagi kalau hujan,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: