Akibat Eksploitasi Sebagai Hewan Atraksi, Populasi Lumba-lumba di Alam Berkurang
--
Dimana manusia sebagai makhluk hidup seharusnya tidak melakukannya, meskipun mereka melakukannya dengan cara yang manusiawi.
Kadang kala disela-sela waktu terdapat pula tindakan kekerasan yang dialami lumba-lumba.
BACA JUGA:Gurun Sahara yang Semula Kering Berubah Menghijau, Kok Bisa?
Baik itu kekerasan fisik maupun psikis dan pemaksaan agar patuh saat melakukan atraksi, hal ini dilakukan untuk memanfaatkan lumba-lumba ini guna kepentingan memperoleh penghasilan dengan mengabaikan hak-hak hidup hewan bahkan menganiaya mereka.
Sebagai manusia yang berada di posisi lebih tinggi dibandingkan makhluk hidup lainnya, kita seharusnya bisa mengetahui apa yang sepantasnya dan apa yang tidak pantas, kita harus memulai untuk membuka mata kita dan peduli terhadap kesejahteraan hewan.
Pemahaman masyarakat di Indonesia terhadap makna kesejahteraan hewan masih belum secara utuh, hal ini terkait dengan pemahaman moral, ideologi budaya dan etika di masyarakat.
Terkadang, perlakuan yang tidak wajar dilakukan oleh masyarakat karena kebiasaan masyarakat yang tidak disadari atau karena ketidaktahuan, oleh karena itu sosialisasi tentang pentingnya kesejahteraan dan etika hewan kepada masyarakat harus terus dilakukan.*
Referensi :
Fanny, V., & Redi, A. (2018). Perlindungan Lumba-lumba Sebagai Satwa Langka yang Dilindungi Dari Tindakan Penempatan dan Atraksi Hiburan yang tidak Sesuai. Jurnal Hukum Adigama, 1(1), 1806-1831.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: https://journal.untar.ac.id/index.php/adigama/article/view/2274