Pihak Pekon Sindang Pagar Berharap Pemkab Lampung Barat Bangun Jembatan Talang Bandung
--
LAMBAR, MEDIALAMPUNG.CO.ID - Pihak Pekon Sindang Pagar, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Lampung Barat sangat berharap kepada Pemkab Lambar melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memberikan pembangunan ruas jalan kabupaten yang putus di Pemangku Talang Bandung Bawah.
Seperti diketahui Tahun 2022 lalu akibat tingginya intensitas hujan menyebabkan jebolnya saluran air atau gorong-gorong yang memotong badan jalan menuju pemangku Talang Bandung Bawah.
BACA JUGA:Rp54 Juta BLT DD Telah Disalurkan untuk 20 KPM di Pekon Turgak
Supaya akses jalan tetap dapat dilintasi, karena jalur itu merupakan satu-satunya akses penghubung dengan jalan utama, maka masyarakat melakukan swadaya pembangunan jembatan darurat menggunakan material batang kelapa.
Karena struktur bangunan masih berupa batang kelapa pihak pekon berharap kepada Pemkab Lambar untuk memberikan bantuan pembangunan jembatan permanen.
BACA JUGA:Hasil Autopsi Almarhum A.Rozak Keluar, Keluarga Harap Kepolisian Segera Gelar Perkara
"Karena masih menggunakan jembatan darurat dan tidak adanya pondasi di bawah kiri kanan ke longsor terus bertambah dan saat ini lebih kurang delapan meter, jika tidak ditangani dengan pembangunan permanen dikhawatirkan ketika musim hujan masuk badan jalan akan terus terkikis dan volume kerusakan bertambah parah," terang Sudriman.
Peratin Sudriman menyampaikan upaya yang telah dilakukan pemerintah pekon, selain mengajukan proposal penanggulangan bencana kepada BPBD Lambar, dan titik lokasi juga pernah di tinjau langsung Ketua DPRD Lambar Edi Novial, S.Kom yang pada saat itu langsung menginformasikan kepada BPBD tentang kondisi yang terjadi untuk diberikan langkah perbaikan.
BACA JUGA:Lagi, Anak Dibawah Umur di Pesisir Barat Jadi Korban Rudapaksa
Dirinya menjelaskan harapan diberikannya pembangunan jembatan di titik kerusakan tersebut karena itu merupakan satu-satunya akses jalan warga Pemangku Talang Bandung Bawah dengan jumlah kepala keluarga lebih kurang 120 Kepala Keluarga (KK).
Artinya akses tersebut merupakan jalur segala aktivitas baik warga dalam keseharian maupun anak-anak menuju sekolah dan utamanya jalan tersebut merupakan jalan menuju areal persawahan yang menjadi lumbung padi masyarakat.
Dirinya menjelaskan akses transportasi atau Jalan merupakan salah satu sarana penting dalam menunjang kehidupan masyarakat, sehingga ketika terjadi kerusakan maka akan berdampak juga terhadap hambatan aktivitas warga.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: