Tanda-tanda Kiamat, Termasuk Kehancuran Bumi Beserta Isinya

Tanda-tanda Kiamat, Termasuk Kehancuran Bumi Beserta Isinya

--

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Tanda Kiamat adalah kehancuran bumi yang disebabkan oleh pemanasan global. Para ilmuwan menginformasikan temuan terkait suhu ekstrim yang menyebabkan gangguan, proses pengubahan senyawa air (H2O) dan karbon dioksida (CO2) dibantu oleh cahaya matahari yang diserap oleh klorofil sehingga menghasilkan senyawa glukosa (C6H12O6) (fotosintesis). Pada daun.

Studi ini menunjukkan tanda kiamat muncul pada dedaunan hutan yang memiliki suhu rata-rata di atas 18 derajat celcius dan curah hujannya cukup besar selama setidaknya setengah tahun (tropis). Kiamat yang telah digambarkan bahwa hancurnya bumi serta isinya.

Berdasarkan informasi yang beredar, menurut laporan pada tahun 1864, daun dari beberapa tanaman dapat bertahan hidup di suhu 50° celcius, namun kemudian mati karena melebihi ambang batas tersebut.

Lebih dari 150 tahun kemudian, para peneliti kembali melaporkan hal yang sama.

BACA JUGA:Ternyata, 12,65 Juta Wajib Pajak Belum Lakukan Pemadanan NIK-NPWP

Lalu pada tahun 2021, sebuah penelitian terhadap 147 spesies pohon tropis menunjukkan suhu rata-rata yang menyebabkan kegagalan tersebut. 

Berada di angka 46,7° celsius. Kemudian, menurut laporan terbaru pada 23 Agustus 2023 2023, setiap tahun sekali sekitar 1 dari setiap 10.000 daun mengalami suhu ekstrim saat fotosintesis.

Tetapi ketika daun menjadi terlalu panas, protein yang mengubah energi cahaya menjadi gula dalam proses fotosintesis menjadi rusak. 

Untuk membandingkannya, para peneliti menggunakan data dari ECO STRESS, sebuah sensor termal di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), yang menangkap suhu vegetasi di permukaan bumi dalam piksel 70 meter.

BACA JUGA:Kemen PPPA dan Kemenkes Verifikasi Proses Standarisasi RSUDAM Lampung Sebagai LPKRA

Berdasarkan analisis para peneliti, pada saat hutan panas dan tanah kering, suhu di seluruh kanopi bisa mencapai puncak rata-rata 34° celsius. Namun, ada beberapa saluran yang melebihi 40° celsius.

Tim peneliti menemukan, sekitar 0,01 persen daun di kanopi bagian atas menjadi panas pada suhu di atas ambang batas 46,7° celsius. 

Perbandingan tersebut juga mengulas secar detail yang tidak terjangkau oleh ECO STRESS. 

Para peneliti memberi peringatan, dari jumlah tersebut mungkin terhitung lebih kecil, namun gangguan fotosintesis dapat membahayakan seluruh hutan jika perubahan iklim tidak dihentikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: