Indonesia Nomor 2 Kasus TBC Tertinggi di Dunia, Menkes : Sekarang Ada 3 Vaksin TBC Terbaru

Indonesia Nomor 2 Kasus TBC Tertinggi di Dunia, Menkes : Sekarang Ada 3 Vaksin TBC Terbaru

Menkes Budi Gunadi Sadikin saat melakukan konferensi pers di laman Youtube Sektariat Kepresidenan--

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin melakukan konferensi pers dalam laman youtube Sekretariat Kepresidenan. 

Dalam konferensi pers tersebut gunadi menyebut bahwasanya Indonesia menduduki posisi ke dua tingkat dunia setelah India terbanyak jumlah kasus penderita tuberkulosis (TBC). 

"Tadi kita baru melakukan rapat terbatas dengan Bapak Presiden mengenai TBC. Jadi beberapa hal yang kita ketahui penyakit ini sudah ribuan tahun lalu ada dan sekarang tersisa di beberapa negara besar nomor satu paling banyak di India, nomor dua Indonesia dan nomor tiga di China. Kematian TBC Per Tahunnya 200 ribuan lebih tinggi dari kematian Covid-19 sebenarnya," ungkapnya saat melakukan konferensi pers, Selasa 18 Juli malam. 

Ia mengatakan penyakit TBC sama dengan Covid-19. "Ini kan penyakit menular pernapasan juga mirip Covid-19 dan kematiannya lebih tinggi dari Covid," ungkapnya. 

BACA JUGA:Disdikbud Lampung Barat Gaungkan Pendidikan Berkarakter Melalui Implementasi Kurikulum Merdeka

Lanjutnya, Estimasi di Indonesia setiap tahun ada sekitar 969 ribu masyarakat yang terkena TBC dan sampai sebelum adanya Covid-19 paling banyak bisa teridentifikasi hingga 545 ribu. 

"Jadi sisanya itu 400 ribu nggak terdeteksi. Padahal ini penyakit menular dan kemana- mana. Dan Pemerintah sejak akhir 2022 telah melakukan akselerasi dan tahun 2022 kita pernah mencapai yang terdeteksi naik mencapai 720ribu kasus," terangnya. 

BACA JUGA:Beri Bantuan Hukum Non Litigasi, Kajari Lampung Barat dan Kasi Datun Diganjar Penghargaan

"Jadi kalau banyak berita saya harus meluruskan ya supaya temen media nggak salah, kok dulu 500 ribu sekarang 700 ribu. Sebenarnya justru bagus naik, karena naik itu yang terdeteksi. Yang diestimasikan itu 969 ribuan, dulu hanya bisa terdeteksi 540 ribu ya biasanya tidak terdeteksi bisa menular kemana-mana," sambungnya. 

Ia menjelaskan dengan adanya agresivitas dari  pemerintah naik yang terdeteksi menjadi 720 ribuan. 

"Kita harapkan sampai tahun 2024 nanti 90 persen dari estimasi 60 ribu bisa ketemu atau bisa terdeteksi," harapnya. 

Lanjutnya permasalahan yang kedua sudah terdeteksi pun harus minum obat. Baik yang sudah pernah atau belum mengalami TBC.

BACA JUGA:Ramalan Zodiak Hari Ini 19 Juli 2023, Leo-Capricorn, Tetapkan Prioritas Pengeluaranmu

"Nah obat nya itu mesti 6 bulan harus diminum. Pil nya banyak antara 6 sampai 7 jenis. Jadi orang malas disiplin minumnya dan tidak sampai selesai. Karena ini antibiotik dan tidak sampai selesai nanti dia bisa jadi resisten ini lebih susah lagi obatnya bisa sampai 20 bulan minum terus. Jadi masalah kita adalah bagaimana kita menggerakkan komponen masyarakat kita sudah bekerjasama dengan beberapa organisasi masyarakat agar bisa membantu masyarakat minum obat nya sampai selesai dan obatnya ada di Puskesmas," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: