Sejarah Idul Adha atau Lebaran Haji

Saat sang ibu berusaha mencari air, Nabi Ismail tidak sengaja menghentakkan kakinya ke tanah. Dengan kuasa Allah SWT, keluarlah air dari dalam tanah dimana air ini terkenal dengan nama ‘air zam zam’.

BACA JUGA:Antusias, Jemaah MTBM Al Islamiyah Batu Ketulis Ikuti Pengajian Akbar di Pekon Atar Bawang

Peristiwa lari-lari kecil yang dilakukan oleh Siti Hajar untuk mendapatkan air inilah yang saat ini disebut sebagai ‘Sa’i’ yang kini merupakan rangkaian dari ibadah haji.

Selain itu, terdapat peristiwa lain yang melatarbelakangi adanya penyembelihan hewan kurban pada saat Idul Adha.

Nabi Ibrahim mendapatkan ujian keimanan dari Allah SWT yang mana Nabi Ismail berusia 7 tahun dan Ayahnya mendapat perintah untuk menyembelih putranya. 

Nabi Ismail tidak menolak justru dengan ikhlas mengatakan pada ayahnya untuk segera melaksanakan perintah Allah SWT tersebut.

BACA JUGA:MTBM Al Islamiyah Belalau Pengajian Akbar Sekaligus Kukuhkan Pengurus

Setan pun mencoba untuk menggoda beberapa kali, tetapi Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail enggan untuk mengurungkan niatnya dan malah melempari setan dengan batu kerikil berulang kali.

Peristiwa melempar batu inilah yang sekarang disebut lempar jumrah yang menjadi salah satu rangkaian ibadah haji. 

Nabi Ibrahim pun meletakkan pisau di leher putranya dan nyaris digerakkan.

Namun, kuasa Allah SWT kembali memerintahkan Nabi Ibrahim menghentikan perbuatannya lalu mengganti Nabi Ismail dengan domba.

BACA JUGA:Empat Kelurahan Belum Serap Dana Kelurahan

Allah SWT berfirman, “Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian yang baik) dikalangan orang-orang yang datang kemudian. Yaitu kesejahteraan semoga dilimpahkan kepada Nabi Ibrahim. Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Ash-Shaffat: 107-110).

Istilah lain dari Idul Adha yaitu Idul Qurban karena umat muslim diberi kesempatan untuk berkurban apabila umatnya tidak mampu untuk melaksanakan ibadah haji.

 

Sumber: